Jakarta, jurnalindonesia–Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung menuai banyak kritik. Salah satu yang jadi kontroversi, adalah letak stasiunnya yang berada jauh di pinggiran kota. Di Bandung contohnya, letak stasiunnya berada di Padalarang yang masuk Kabupaten Bandung Barat.
Daerah yang terkenal dengan tambang batu kapurnya ini berjarak lebih dari 20 kilometer ke pusat Kota Bandung. Padahal, Kota Bandung merupakan kantong paling besar calon penumpang. Stasiun kedua yang relatif paling dekat dengan Kota Bandung adalah Stasiun Tegalluar yang berada di Kabupaten Bandung.
Baik Padalarang maupun Tegalluar, merupakan wilayah pinggiran atau daerah penyangga Kota Bandung. Untuk menuju pusat Kota Bandung dari kedua wilayah tersebut, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 30-40 menit, itu pun jika jalanan tanpa macet.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi membeberkan alasan mengapa pihaknya tidak membangun stasiun hingga Kota Bandung yang merupakan kantong calon penumpang terbesar. Ia bilang, untuk membangun stasiun hingga ke kota, membutuhkan biaya investasi sangat besar. Sehingga bisa berdampak pada pembengkakan biaya proyek konstruksi, terutama pada aspek pembebasan lahan.
“Karena terkait dengan biaya pengadaan lahannya. Kalau trasenya melewati Kota Bandung kan pasti sangat mahal. Jadi trase KCJB tidak sampai kota, melainkan sampai Padalarang di Kabupaten Bandung Barat dan Tegalluar di Kabupaten Bandung,” kata Dwiyana dalam keterangannya dikutip pada Sabtu (11/12/2021).
Di Jakarta pun setali tiga uang. Lokasi stasiunnya berada di Halim yang berada di pinggiran kota atau berada di kawasan perbatasan Bekasi dan Ibu Kota. Dwiyana menyebut, bagi penumpang yang hendak menuju Kota Bandung sebagai tujuan akhirnya, harus beralih mengguna moda transportasi lainnya. Ia mencontohkan, penumpang kereta cepat bisa turun di Stasiun Padalarang, untuk kemudian berjalan kaki ke stasiun kereta api untuk berganti transportasi menggunakan kereta pengumpan atau feeder.
Pihak PT KCIC dan PT KAI akan menyediakan kereta diesel atau KRD sebagai angkutan pengumpan yang disediakan untuk penumpang kereta cepat yang menuju Kota Cimahi dan Kota Bandung. “Jadi kan kalau orang mau ke Bandung ya bisa berhenti di Padalarang. Nanti akan ada kereta api cepat yang berada di samping (kereta) yang lama. Nanti itu ada pelayanan konektivitas dari KAI akan membuat kereta api feeder dari stasiun Bandung Kota, Cimahi dan Padalarang,” kata Dwiyana.
Waktu tempuh Jakarta-Bandung
Sebagai informasi, sejatinya teknologi Kereta Cepat Jakarta Bandung bisa melesat dengan kecepatan sekitar 350 km per jam. Namun kereta tidak mencapai kecepatan maksimal karena rute jarak Jakarta-Bandung adalah 142 km. Belum lagi, kereta cepat masih harus berhenti di empat stasiun yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.
Dengan perhitungan tersebut, waktu tempuh kereta cepat dari Jakarta menuju Padalarang atau sebaliknya adalah sekitar 36 menit dan 46 menit sampai ke Stasiun Tegalluar. Menurut rencana, pemberangkatan KA Feeder setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk, atau menyesuaikan operasional kereta cepat.
Durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung sendiri diperkirakan memakan waktu 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi, maka durasi perjalanan jadi 22 menit. Waktu tempuh penumpang tujuan Kota Bandung itu belum menghitung waktu yang dihabiskan untuk menunggu kedatangan kereta pengumpan dan perjalanan transit dari stasiun kereta cepat menuju stasiun kereta api.
(IP)