Jakarta, jurnalredaksi– Status Presidensi G20 yang dipegang Indonesia dalam periode ini membawa dampak positif. Ada peluang ekonomi yang terbuka karena negara peserta G20 melihat bahwa Indonesia bekerja secara profesional, sehingga amat layak untuk dijadikan partner bisnis.
Saat pandemi perekonomian jadi agak goyah dan ini juga berlaku secara global. Indonesia berusaha keras agar tidak kolaps finansialnya, dengan terus melanjutkan pembangunan dan membangun relasi baik di forum-forum internasional. Salah satu forum internasional yang diikuti oleh pemerintah Indonesia adalah KTT G20, bahkan pada periode ini Indonesia ditunjuk jadi presidensi.
Ketika Indonesia jadi presidensi maka KTT G20 ke-17 diselenggarakan di negeri ini. Apa sih istimewanya G20? Ini bukan sekadar forum untuk beraudensi dan bertukar kabar, tetapi membawa misi positif untuk saling bekerja sama. Ditambah lagi, status Indonesia sebagai presidensi memberi peluang yang bagus untuk memperkuat ekonomi negara.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia berusaha meraih potensi sebesar 125 miliar dollar melalui kerja sama di sektor digital, salah satunya via KTT G20. Dalam artian, forum ini sangat bermanfaat karena membuka peluang untuk berpartner dengan negara lain dan nilai bisnisnya sangat fantastis. Tak heran KTT G20 menjadi agenda penting pemerintah.
Bagaimana cara menarik minat calon partner dalam kerja sama tersebut? Caranya, saat baru fase Sherpa G20 (yang menjadi pembuka KTT), seluruh perwakilan anggota G20 diajak untuk melihat ke Pusat Industri Digital Indonesia. Mereka akan melihat level digitalisasi Indonesia sehingga tertarik untuk bekerja sama.
Dalam artian, walau berstatus negara menengah, tetapi Indonesia tidak kalah di bidang infornasi dan teknologi. Para perwakilan negara peserta KTT G20 akan melihat betapa canggihnya pusat industri digital Indonesia. Para programmer negeri ini sangat cerdas dan membuat berbagai aplikasi yang memudahkan hidup manusia.
KTT G20 menampakkan profesionalisme Indonesia sebagai presidensi. Apalagi acara ini digelar di masa pandemi, sehingga harus memenuhi protokol kesehatan. Selain harus pakai masker dan jaga jarak, seluruh peserta dari luar negeri juga wajib divaksin, karantina, dan menunjukkan hasil tes PCR negatif covid.
Profesionalisme ini yang jadi nilai plus karena membuktikan bahwa Indonesia bisa diajak bekerja sama dalam bidang ekonomi. Penyebabnya karena para perwakilan negara peserta G20 merasa puas akan pelayanan pemerintah Indonesia, dan ini adalah sebuah soft skill. Sehingga jika memiliki servis yang baik maka kerja sama di masa depan akan baik juga.
KTT G20 juga berdampak positif pada bidang ekonomi karena banyaknya peserta yang datang dari luar negeri, pasti membutuhkan kamar hotel kelas eksekutif. Hal ini akan menaikkan kembali bisnis di bidang pariwisata yang sempat hampir kolaps akibat badai pandemi. Jika tingkat keterisian hotel kembali penuh karena di-booking untuk peserta KTT G20 maka pengusaha hotel akan untung besar.
Selain itu, KTT G20 juga menggerakkan roda perekonomian karena banyaknya peserta berarti juga banyak pesanan makanan. Pebisnis katering akan tersenyum gembira karena ada pesanan lagi dari pemerintah, agar mereka melayani urusan makan dari peserta G20.
KTT G20 membawa banyak sekali peluang ekonomi bagi Indonesia. Pertama, peserta KTT G20 banyak sekali sehingga tingkat keterisian hotel kembali penuh dan katering juga mendapatkan pesanan dari pemerintah. Selain itu, saat KTT, negara peserta G20 akan tertarik untuk menjalin kerja sama di bidang digital, dan mereka makin yakin karena melihat layanan pemerintah Indonesia yang profesional.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute
(KP/AA)