Jakarta — Konferensi ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC) yang tengah berlangsung di Gedung DPR RI, Jakarta, tidak hanya membahas isu-isu strategis dunia Islam, tetapi juga menegaskan pentingnya peran parlemen dalam mendorong perdamaian global, termasuk upaya penyelesaian konflik antara India dan Pakistan.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam pertemuan bilateral dengan sejumlah pimpinan parlemen negara sahabat, menyampaikan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia. Pertemuan dilakukan secara terpisah dengan pimpinan parlemen dari Aljazair, Bahrain, Oman, dan Republik Ceko yang hadir sebagai observer.
“Baru saja kami melaksanakan pertemuan bilateral dengan pimpinan parlemen Aljazair, Bahrain, Oman, juga Ceko. Dalam pertemuan itu, kami membahas berbagai isu internasional, termasuk pentingnya upaya bersama untuk mewujudkan perdamaian antarbangsa,” ujar Puan.
Dalam dialog tersebut, Puan juga menyinggung pentingnya penguatan kerja sama antarparlemen untuk menyikapi berbagai dinamika global. Ia menekankan bahwa parlemen memiliki peran strategis sebagai jembatan diplomasi dan penjaga stabilitas regional.
“Tidak ada solusi yang lebih baik dari perdamaian yang dicapai lewat diplomasi dan saling pengertian,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menambahkan bahwa Indonesia siap memediasi sejumlah konflik internasional. Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah konflik antara India dan Pakistan.
“Insyaallah kami akan menjadi mediator perdamaian. Kami tidak menegasikan konflik yang ada, tetapi kami berupaya melihat dari semua perspektif dan mencari titik temu. Fokus kami adalah solusi berbasis perdamaian,” ujar Mardani.
Ia menekankan bahwa dalam upaya mediasi, Indonesia akan menjaga netralitas dan tidak berpihak, termasuk dalam konflik India-Pakistan dan konflik lainnya seperti Rusia-Ukraina.
Konferensi PUIC ke-19 yang berlangsung dari 12 hingga 15 Mei 2025 ini dihadiri oleh lebih dari 450 delegasi dari 38 negara anggota PUIC dan 10 negara pengamat. Mengangkat tema “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”, konferensi ini menjadi momentum penting bagi parlemen dunia Islam untuk memperkuat solidaritas, serta mengambil peran aktif dalam menjaga perdamaian dan ketertiban dunia.**