HomeIndeks

Resmi Buka Konferensi ke-19 PUIC, Presiden Prabowo Serukan Persatuan dan Kesejahteraan Dunia Islam

  • Share

Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi membuka Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di Jakarta Rabu (14/5) Dalam sambutannya, Prabowo menyampaikan pentingnya solidaritas dan tata kelola pemerintahan yang baik di dunia Islam.

Menurut Presiden, PUIC lahir dari kesadaran kolektif akan kebutuhan dunia Islam terhadap sebuah wadah parlemen yang mampu menghadapi tantangan global dan membela kepentingan umat. “Sejak dibentuk pada 1999, PUIC bertekad menjadi jembatan diplomasi parlemen untuk memperkuat solidaritas, menyuarakan keadilan, dan menghadirkan solusi atas persoalan pelik global,” ujar Prabowo.

banner 336x280

Ia menegaskan bahwa dalam situasi dunia yang diliputi konflik dan rivalitas antar negara besar, keberadaan PUIC semakin relevan dan mendesak. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa konstitusi Indonesia, UUD 1945, secara tegas mengamanatkan keterlibatan aktif Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia berdasarkan keadilan dan kemerdekaan.

Terkait tema konferensi “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”, Presiden menilai sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi dunia Islam saat ini, yakni kemiskinan, korupsi, kelaparan, hingga ketimpangan pendidikan. “Tanpa pemerintahan yang bersih dan lembaga yang kuat, tidak mungkin kita membangun daya tahan dan daya saing bangsa,” kata Prabowo.

Ia menyampaikan bahwa Indonesia kini tengah fokus pada reformasi birokrasi, pembangunan SDM, swasembada pangan dan energi, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Kalau kita lemah, kita tidak bisa membantu umat lain. Kita hanya bisa membantu Palestina jika kita bersatu dan kuat,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani dalam sambutannya menyoroti relevansi semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 dan New Emerging Forces dalam konteks PUIC saat ini. Menurut Puan, semangat kolektif dari negara-negara OKI harus menjadi dasar untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan humanis.

“Para anggota parlemen PUIC harus bekerja sama membentuk sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang memberi kebaikan bagi umat Islam dan seluruh umat manusia,” ujarnya. Ia menambahkan, kiprah PUIC selama 25 tahun harus semakin diperkuat dengan kebersamaan dan solidaritas antaranggota. “Kita kuat karena solid, dan kita solid karena kuat,” tegasnya.

Keseluruhan pesan dalam pembukaan konferensi ini menegaskan posisi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang aktif dalam diplomasi global dan perjuangan umat. Melalui komitmen pada pemerintahan bersih, lembaga kuat, serta solidaritas antarpemerintah dan parlemen negara-negara Islam, PUIC diharapkan menjadi kekuatan transformasi global menuju tatanan dunia yang lebih adil dan beradab.

  • Share
Exit mobile version