Oleh: Rivka Mayangsari*)
Belakangan ini, ruang publik Indonesia tengah diramaikan oleh isu yang bernada provokatif dan pesimistis, yakni narasi ‘Indonesia Gelap’. Isu ini sengaja dihembuskan oleh kelompok-kelompok tertentu yang tampaknya ingin menciptakan keresahan di tengah masyarakat. Namun, di balik penyebarannya yang terkesan masif dan terkoordinasi, tersimpan agenda politik terselubung yang perlu diwaspadai.
Pengamat intelijen Amir Hamzah menilai bahwa penyebaran isu ‘Indonesia Gelap’ tidak murni lahir dari keresahan spontan masyarakat. Ia menegaskan bahwa aksi-aksi yang mengangkat isu tersebut, terutama demonstrasi yang terjadi di berbagai kota dengan tema serupa dalam waktu berdekatan, menunjukkan adanya perencanaan yang matang. Amir meyakini bahwa gerakan ini bukan sekadar bentuk ekspresi dari rakyat, melainkan ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja menggerakkan dan mengarahkan aksi tersebut demi tujuan politik tertentu.
Amir juga memaparkan bahwa narasi tersebut sengaja disusun untuk mendiskreditkan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto, sekaligus membuka ruang politik bagi figur-figur lain yang memiliki kepentingan. Menurutnya, skenario ini bertujuan agar opini publik tergiring pada persepsi bahwa pemerintahan saat ini bersifat otoriter, meskipun faktanya sangat jauh dari tuduhan tersebut.
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah merespons isu ini dengan nada yang tenang dan bijaksana. Ia mengaku merasa heran atas kemunculan narasi yang menyebutkan Indonesia tengah berada dalam kondisi gelap, sebab setiap hari dirinya justru melihat bahwa situasi bangsa berada dalam keadaan yang cerah dan penuh harapan. Prabowo juga menyatakan keyakinannya bahwa kebohongan yang terus dipropagandakan seperti isu ‘Indonesia Gelap’ pada akhirnya akan terungkap dan dipatahkan oleh kebenaran.
Meskipun demikian, Prabowo menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melarang rakyat untuk menyampaikan pendapat, termasuk kritik yang menyoroti keadaan bangsa. Ia bahkan mempersilakan masyarakat untuk beropini, termasuk berpendapat bahwa Indonesia dalam keadaan gelap, selama hal tersebut disampaikan dengan itikad baik. Namun, Prabowo tetap menyampaikan optimisme bahwa Indonesia akan memiliki masa depan yang lebih cerah, asalkan semua pihak bersatu dan terus bekerja keras demi kepentingan rakyat.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas, juga menyatakan pandangannya terhadap isu ini. Ia menyampaikan optimisme bahwa Indonesia saat ini maupun di masa depan akan berada dalam kondisi yang terang benderang, seperti matahari di siang hari. Zulhas menilai bahwa tidak masalah jika masih ada sebagian pihak yang berusaha menggiring opini dengan mengatakan bahwa Indonesia dalam kondisi gelap, sebab pemerintah, terutama para menteri, akan tetap bekerja keras untuk mewujudkan perubahan dan kemajuan yang nyata bagi bangsa.
Zulhas menegaskan bahwa pemerintah akan merespons narasi pesimistis itu bukan dengan kata-kata, melainkan dengan bukti nyata di lapangan. Menurutnya, melalui kerja keras yang dilakukan oleh semua elemen pemerintahan, masyarakat akan melihat sendiri bahwa Indonesia tengah bergerak menuju masa depan yang jauh lebih cerah dan menjanjikan.
Selain itu, Wakil Menteri Agama Romo HR Muhammad Syafi’i juga turut memberikan pandangannya terkait maraknya narasi ‘Indonesia Gelap’. Ia menekankan bahwa ketahanan sosial budaya bangsa perlu terus diperkuat sebagai fondasi dalam menjaga stabilitas nasional. Menurutnya, kesadaran kolektif masyarakat tentang identitas bangsa merupakan kunci utama dalam memperkokoh ketahanan sosial budaya tersebut.
Romo Syafi’i juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang tidak berdasar dan cenderung menyesatkan seperti isu ‘Indonesia Gelap’. Ia menegaskan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo telah menunjukkan komitmen yang nyata untuk menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, dan hal ini perlu didukung oleh seluruh elemen bangsa.
Narasi pesimistis seperti ‘Indonesia Gelap’ sesungguhnya bukanlah hal baru dalam dunia politik. Sepanjang sejarah, isu-isu semacam ini kerap dijadikan alat untuk menggerakkan keresahan sosial demi menciptakan ruang politik bagi kelompok tertentu. Taktik semacam ini sering kali menargetkan stabilitas negara, dengan harapan agar masyarakat terpecah dan kepercayaan publik terhadap pemerintah melemah.
Namun, masyarakat Indonesia telah semakin cerdas dalam menyikapi berbagai bentuk propaganda. Sudah saatnya publik lebih bijaksana dalam menerima informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu murahan yang dibuat demi kepentingan segelintir pihak. Narasi ‘Indonesia Gelap’ bukan hanya berpotensi mencoreng citra bangsa di mata dunia, tetapi juga bisa merusak persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terbangun.
Kini, lebih penting bagi masyarakat untuk membuktikan kecintaan kepada tanah air dengan cara bergandengan tangan, memperkuat optimisme, dan tetap percaya pada upaya pemerintah yang terus bekerja demi kemajuan bangsa. Indonesia tidak butuh narasi pesimis, tetapi semangat juang dan kerja nyata dari seluruh rakyatnya untuk mewujudkan masa depan yang cerah.
Narasi ‘Indonesia Gelap’ bukan sekadar isu semata, melainkan bentuk agenda tersembunyi yang patut diwaspadai. Sudah waktunya masyarakat membuka mata dan telinga, serta bersikap kritis agar tidak menjadi korban dari skenario politik yang hanya ingin merusak kepercayaan dan stabilitas bangsa.
*) Pemerhati sosial dan politik