Jakarta – DPR RI kembali menunjukkan peran aktifnya dalam mendorong kerja sama multilateral yang berfokus pada isu-isu strategis global melalui partisipasinya dalam Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC). Dalam forum yang berlangsung di Jakarta pada 12–15 Mei 2025, DPR RI menekankan pentingnya penyediaan akses air bersih, pemberdayaan pemuda, serta perlindungan lingkungan sebagai pilar utama pembangunan berkelanjutan di negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fathi, menyampaikan dalam 11th Meeting of the Specialised Standing Committee on Economic Affairs and the Environment bahwa Indonesia mendorong pentingnya akses air yang aman dan bersih, khususnya bagi masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
“Indonesia tadi mendorong draft untuk diberikan akses air yang aman, yang bersih, tersedia bagi orang-orang, khususnya di daerah terluar, daerah terpencil, yang belum terjangkau oleh infrastruktur seperti yang dinikmati masyarakat perkotaan,” ujarnya.
Fathi juga menegaskan bahwa ketersediaan air bersih merupakan bagian dari prioritas nasional yang sejalan dengan arahan Presiden RI. “Bahwa kita ini harus merdeka, harus mendapatkan akses air sebesar-besarnya bagi masyarakat, karena air ini adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia,” tegasnya.
Ia juga memandang forum PUIC sebagai sarana efektif untuk menyuarakan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan dan kemanusiaan. “Saya pikir PUIC ini adalah forum yang sangat efektif dalam rangka membuat dunia menjadi lebih baik lagi,” tambah politisi Fraksi Demokrat ini.
Sementara itu, Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Ravindra Airlangga, dalam sidang pada 12 Mei 2025 menegaskan dukungan DPR terhadap intervensi strategis di bidang ekonomi. Ravindra menyoroti pentingnya pemberdayaan generasi muda, konservasi sumber daya air, dan perlindungan lingkungan.
Berdasarkan data SESRIC, pemuda usia 15–24 tahun di negara-negara OKI mencapai 350 juta jiwa atau sekitar 29% dari total populasi pemuda global.
“Generasi muda adalah penggerak ekonomi baru. Kami di DPR RI berperan sebagai regulator, fasilitator, dan enabler untuk menciptakan ekosistem yang mendukung lahirnya inovator muda yang solutif dan adaptif,” ungkapnya.
Delegasi dari Turkiye dan Tunisia juga menyuarakan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam. Dalam diskusi tersebut, DPR RI menggarisbawahi bahwa krisis air dan kerusakan ekosistem tidak dapat diselesaikan tanpa kolaborasi antarnegara dan partisipasi seluruh elemen masyarakat.
Forum PUIC ke-19 yang mengangkat tema “Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience” dihadiri 38 negara dari total 54 negara anggota OKI. Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, menjelaskan bahwa PUIC bertujuan mempererat solidaritas antarnegara Islam dan memperjuangkan kepentingan bersama melalui pendekatan legislatif.
Keberhasilan Indonesia dalam menyuarakan agenda strategis ini mencerminkan komitmen kuat DPR RI dalam mendukung kesejahteraan umat melalui diplomasi parlementer.