JAKARTA – Retreat Kepala Daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang menjadi langkah konkret dalam memperkuat kepemimpinan serta mendorong sinergi antarwilayah.
Hal tersebut guna mendukung terwujudnya Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Program tersebut bertujuan memastikan kepala daerah memiliki pemahaman yang komprehensif tentang kepemimpinan nasional, koordinasi lintas sektor, serta pelayanan publik yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, menegaskan bahwa pemerintah membuka kesempatan bagi seluruh kepala daerah, untuk bergabung dalam program tersebut meskipun telah berjalan sejak Jumat (21/2).
“Saya tahu dalam beberapa waktu ini akan ada lagi yang akan bergabung. Saya enggak akan sebutkan jumlahnya yang bergabung. Silakan, kita welcome,” ujarnya di Magelang, Minggu (23/2).
Namun, Tito menekankan adanya perbedaan sertifikat antara peserta yang mengikuti sejak awal dan yang bergabung di tengah program.
“Yang 90 persen sertifikatnya lulus. Yang datang di tengah-tengah, kita berikan sertifikat, telah mengikuti. Telah mengikuti saja, enggak ada kata-kata lulus,” imbuhnya.
Retreat tersebut juga menjadi momentum bagi kepala daerah untuk memahami bahwa legitimasi kepemimpinan diperoleh dari rakyat, bukan dari partai politik.
“Saya sudah sampaikan tadi siang, bahwa partai itu hanya kendaraan saja. Partai memberikan blessing untuk maju. Tapi ketika mereka terpilih sebagai kepala daerah, itu bukan karena dipilih oleh partainya, melainkan dipilih oleh rakyatnya,” tegas Tito.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden, Ujang Komaruddin, menyatakan bahwa retreat ini tidak hanya memperkuat kepemimpinan, tetapi juga membangun sinergi untuk implementasi kebijakan yang lebih efektif.
“Ini adalah kesempatan bagi kepala daerah untuk membangun sinergi dan langsung melakukan aksi nyata,” katanya,
Ujang menjelaskan bahwa peserta mendapatkan pembekalan tentang nasionalisme, patriotisme, serta strategi kepemimpinan daerah yang lebih efisien dan pro-rakyat.
Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily, menekankan bahwa kepala daerah perlu mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan dalam kepemimpinan mereka.
“Lemhannas sebagai kawah candradimuka bagi para pemimpin nasional yang berkarakter kebangsaan (learning and humble society),” katanya.
“Dengan memberikan penguatan kemampuan para peserta untuk menjadi pemimpin global namun tetap berbasis pada karakter nasional,” ujar Ace,
Kepala daerah juga mengikuti diskusi panel mengenai geopolitik, ketahanan nasional, serta strategi pembangunan berkelanjutan.
Retreat Kepala Daerah di Magelang menjadi pijakan awal bagi kepala daerah untuk membangun kolaborasi lebih erat, memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat, serta memastikan kebijakan daerah selaras dengan program nasional.
Dengan sinergi yang semakin erat, pembangunan di daerah dapat berjalan lebih efektif demi kesejahteraan rakyat dan kemajuan Indonesia. (*)