HomeIndeks

Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat, Waspadai Narasi Pelemahan Ekonomi

  • Share

Jakarta – Fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah berbagai tantangan global yang melanda dunia. Berbagai indikator ekonomi menunjukkan stabilitas yang baik, mencerminkan ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi dinamika yang ada. Namun, di sisi lain, masyarakat perlu mewaspadai narasi-narasi yang berusaha menggiring opini tentang pelemahan ekonomi yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meskipun pergerakan rupiah fluktuatif. Airlangga menyebut fundamental ekonomi kuat dilihat dari cadangan devisa yang kuat, neraca perdagangan yang juga bagus, dan devisa hasil ekspor (DHE) yang saat ini seluruhnya disimpan di dalam negeri.

banner 336x280

“Ya rupiah seperti biasa berfluktuasi, tetapi tentu kami lihat secara fundamental kuat, kemudian juga kami lihat nanti secara jangka menengah dan panjang,” kata Airlangga.

Menko melanjutkan Pemerintah saat ini telah mengatur agar devisa hasil ekspor disimpan di dalam negeri.

“Kita ‘kan sudah melaksanakan yang namanya devisa hasil ekspor. Jadi, kita tidak ter-corner ke depan sehingga fundamental devisa hasil ekspor juga akan memperkuat posisi rupiah,” sambungnya.

Selain itu, ketahanan sektor perbankan dan keuangan Indonesia juga menjadi bukti lain dari kuatnya fundamental ekonomi nasional. Sektor perbankan tetap memiliki likuiditas yang cukup, rasio kecukupan modal berada di level yang aman, dan kredit terus mengalir untuk mendukung sektor riil. Hal ini menunjukkan bahwa sistem keuangan Indonesia tetap kuat dan mampu menghadapi tekanan eksternal.

Asisten Gubernur Kepala Departeman Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M. Juhro menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih dalam kondisi baik dan jauh dari kondisi krisis 1998.

“Hal ini dilihat dari indikator makroekonomi seperti pertumbuhan PDB pada 2024 sebesar 5,02 persen, inflasi 1,57 persen, current account dengan defisit tipis 0,32 persen, serta rasio permodalan perbankan (CAR) sebesar 27,76 persen.” tegas Solikin.

Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di dunia. [^]

  • Share
Exit mobile version