Menu
Cepat Tepat Terpercaya

Peningkatan Literasi Digital Efektif Cegah Virus Judi Online di Masyarakat

  • Share

Oleh: Fikri Hidayat Ramadhan )*

Fenomena judi online telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, mengancam berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari ekonomi hingga sosial. Perputaran uang dalam industri judi online di Indonesia mencapai angka fantastis, dengan jumlah pemain yang semakin meningkat, termasuk anak-anak. Situasi ini menandakan bahwa upaya pemberantasan judi online tidak cukup hanya dengan pemblokiran situs atau penindakan hukum semata. Solusi jangka panjang yang lebih efektif adalah dengan meningkatkan literasi digital masyarakat agar mereka mampu mengenali dan menghindari bahaya yang mengintai di dunia maya.

banner 336x280

Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, menyoroti pentingnya kerja sama berbagai pihak dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai penggunaan teknologi digital yang sehat. Ia menekankan bahwa edukasi menjadi kunci utama dalam mencegah individu terjebak dalam judi online maupun pinjaman online ilegal. Tanpa pemahaman yang baik, masyarakat akan semakin rentan terhadap godaan judi online yang menawarkan keuntungan instan, tetapi berujung pada jeratan utang dan masalah sosial lainnya.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2025, jumlah pengguna aplikasi judi online diperkirakan mencapai 8,8 juta orang, dengan sekitar 80.000 di antaranya masih anak-anak. Yang lebih mengkhawatirkan, sekitar 40 persen pemain berasal dari rentang usia produktif, yaitu 30 hingga 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa judi online tidak hanya menjangkiti kelompok tertentu, tetapi telah menyebar luas ke berbagai lapisan masyarakat. Perputaran uang yang mencapai Rp500 triliun pada tahun 2024 juga menjadi alarm serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap ancaman ini.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas judi online, termasuk pemblokiran ribuan situs dan rekening yang terkait aktivitas ilegal ini. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat bahwa sebanyak 5.000 rekening milik 3,5 juta orang yang terlibat dalam judi online telah dibekukan. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah menutup lebih dari 3.500 layanan pinjaman online ilegal yang sering kali menjadi pelengkap dalam praktik judi daring.

Namun, sebagaimana disampaikan Edhie Baskoro, langkah-langkah penindakan ini tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan peningkatan edukasi digital. Masyarakat perlu memahami bagaimana mekanisme judi online bekerja, bagaimana mereka bisa terjebak, serta dampak negatif yang dapat ditimbulkannya. Tanpa pemahaman ini, akan selalu ada celah bagi pelaku judi online untuk mencari cara baru dalam menjebak korban.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, juga menekankan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap pengaruh judi online. Berdasarkan data Satgas Pemberantasan Judi Online, sekitar 440.000 anak berusia 10 hingga 20 tahun telah terpapar judi online. Menanggapi kondisi ini, pemerintah tengah menyusun regulasi yang membatasi kepemilikan akun digital bagi anak-anak sebagai langkah preventif.

Regulasi tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan, bukan membatasi akses anak-anak terhadap teknologi. Pemerintah menyadari bahwa dunia digital memiliki banyak manfaat jika digunakan dengan bijak, sehingga upaya yang dilakukan adalah mengarahkan penggunaan internet ke arah yang lebih positif. Selain itu, Meutya juga mengajak para guru dan orang tua untuk berperan aktif dalam memberikan pemahaman mengenai literasi digital kepada anak-anak. Sekolah tidak hanya harus menjadi tempat untuk belajar akademik, tetapi juga menjadi wadah bagi anak-anak untuk memahami cara menjadi warga digital yang cerdas dan bertanggung jawab.

Literasi digital yang baik memungkinkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap berbagai modus yang digunakan dalam judi online. Misalnya, banyak situs judi online menggunakan teknik mirroring, yaitu menumpangkan situs mereka ke dalam domain milik perguruan tinggi atau instansi pemerintah agar lebih sulit terdeteksi. Dengan pemahaman yang baik, pengguna internet dapat lebih mudah mengenali indikasi situs yang mencurigakan dan menghindari jebakan yang disiapkan oleh pelaku kejahatan digital.

Selain itu, literasi digital juga dapat membantu masyarakat memahami bagaimana platform digital bekerja dan bagaimana data pribadi mereka dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pemahaman ini dapat membantu individu untuk lebih berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi serta lebih selektif dalam mengakses dan mengunduh aplikasi tertentu.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan lembaga pendidikan, juga diperlukan dalam upaya meningkatkan literasi digital. Perusahaan teknologi dapat turut serta dengan menyediakan fitur keamanan yang lebih baik dan melakukan kampanye edukasi mengenai penggunaan internet yang sehat. Lembaga pendidikan dapat memasukkan literasi digital ke dalam kurikulum agar anak-anak sejak dini memahami risiko yang ada di dunia maya.

Dalam jangka panjang, peningkatan literasi digital dapat menjadi benteng utama dalam mencegah penyebaran virus judi online di Indonesia. Masyarakat yang memiliki pemahaman yang baik mengenai bahaya judi online tidak akan mudah tergoda oleh iming-iming keuntungan instan yang ditawarkan. Dengan demikian, upaya pencegahan yang dilakukan tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan sehat bagi seluruh masyarakat.

Pemerintah telah memulai langkah yang tepat dengan memperkuat regulasi dan penegakan hukum, tetapi keberhasilan dalam memberantas judi online tetap bergantung pada seberapa baik masyarakat memahami dan menerapkan literasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, upaya edukasi harus terus digencarkan agar generasi mendatang dapat tumbuh dengan kesadaran digital yang lebih baik dan tidak mudah terjerumus ke dalam praktik judi online yang merusak masa depan.

*)Pengamat Kebijakan Sosial – Lembaga Sosial Madani Institute

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *