Yahukimo – Aksi keji Organisasi Papua Merdeka (OPM) merenggut nyawa warga sipil tak bersalah. Rosalia Rerek Sogen, seorang guru berdedikasi, menjadi korban kebiadaban mereka di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat, 21 Maret 2025. Serangan brutal ini menegaskan bahwa OPM adalah ancaman nyata bagi masyarakat Papua, menghambat pendidikan dan menciptakan ketakutan.
Aksi teror ini menimbulkan luka mendalam bagi dunia pendidikan Indonesia. Namun, kepergian Rosalia dalam mencerdaskan anak-anak Papua tidak akan sia-sia.
Sebelumnya, OPM mengklaim bahwa mereka menyerang guru dan tenaga kesehatan karena dianggap sebagai “agen militer Indonesia”. Pernyataan ini memperlihatkan betapa brutalnya kelompok tersebut, yang tidak ragu menyerang orang-orang yang justru berperan penting dalam membangun masa depan Papua. Tuduhan tersebut dibantah langsung oleh Kapendam Cenderawasih Kolonel Candra Kurniawan, yang menegaskan bahwa korban adalah tenaga pendidik dan kesehatan yang mendedikasikan hidup mereka untuk masyarakat Papua. “Korban-korbannya adalah benar-benar guru dan tenaga kesehatan yang mendedikasikan hidup mereka untuk masyarakat Papua. Jika OPM merasa ragu, silakan konfirmasi kepada semua pihak terkait,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Yahukimo menyerahkan jenazah Rosalia kepada keluarga dalam prosesi di RS Marthen Indey, Jayapura, pada Senin, 24 Maret 2025. Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram, menyampaikan belasungkawa mendalam atas kehilangan tenaga pendidik yang telah mengabdi untuk masyarakat.
“Kami merekrut mereka sebagai tenaga kontrak untuk mengisi kekosongan guru di daerah kami. Kami sangat menghargai pengabdian mereka dan tidak pernah mengharapkan terjadinya peristiwa seperti ini. Namun, musibah ini terjadi, dan kami harus menjaga serta melindungi kabupaten kami sendiri,” ujar Esau Miram.
Esau Miram juga menegaskan bahwa wilayah tersebut sebelumnya dikenal aman, namun akhir-akhir ini mengalami gangguan dari kelompok separatis yang terus meneror masyarakat. Pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan keamanan, terutama bagi tenaga pendidik yang bertugas di wilayah rawan.
Masyarakat yang hadir dalam doa bersama mengenang kebaikan dan dedikasi Rosalia dalam mendidik anak-anak Papua. Kehilangan ini tidak hanya dirasakan oleh keluarganya, tetapi juga oleh seluruh rakyat Indonesia yang menginginkan Papua maju dan sejahtera.
Aksi brutal OPM terhadap tenaga pendidik adalah tindakan pengecut yang menunjukkan wajah asli mereka sebagai kelompok teroris. Kepergian Rosalia Rerek Sogen menjadi duka mendalam, tetapi perjuangannya akan terus hidup dalam ingatan dan semangat banyak orang.
Selamat jalan, Ibu Guru Rosalia. Pengabdian dan perjuanganmu akan terus menjadi cahaya bagi generasi penerus bangsa.