Danantara, Langkah Strategis Menuju Lompatan Ekonomi Nasional

  • Share

Jakarta, — Indonesia kini memasuki babak baru pembangunan ekonomi nasional dengan peluncuran Danantara, sebuah entitas investasi strategis yang digadang-gadang menjadi game changer dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh ekonom Fithra Faisal Hastiadi dalam dialog interaktif bertajuk “Danantara untuk Indonesia Terang Benderang” yang disiarkan langsung oleh Radio Elshinta.

“Danantara memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia melompat lebih tinggi. Tapi fondasinya harus kuat. Tata kelola—governance—adalah kunci utama yang tidak bisa ditawar. Pasar melihat ini sebagai indikator utama keberhasilan,” tegas Fithra.

banner 336x280

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, angka yang ambisius namun bukan mustahil. Berdasarkan analisis Fithra, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan suntikan investasi sekitar Rp10 triliun ke dalam enam sektor strategis: energi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), transportasi, perumahan, sanitasi air, dan sumber daya air.

“Target 8% bukan mimpi. Secara teori, ini bisa dicapai jika kita mampu mengarahkan investasi ke sektor yang tepat dan dengan tata kelola yang benar. Danantara adalah kendaraan yang bisa membawa kita ke sana,” ujar Fithra optimis.

Tak hanya sebagai lembaga investasi, Danantara juga menjalankan peran sebagai lembaga pembangunan layaknya development bank. Dengan visi yang jelas, Danantara diharapkan mampu mempercepat investasi di sektor-sektor strategis yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat dan mendorong daya saing nasional.

Salah satu studi yang disampaikan ke Bappenas menunjukkan proyeksi investasi besar-besaran dalam enam sektor prioritas. Sektor energi, termasuk energi terbarukan, membutuhkan sekitar Rp1.000 triliun dari total kebutuhan Rp3.600 triliun. Sementara sektor TIK memerlukan hingga Rp1.800 triliun. Transportasi, perumahan, sanitasi, dan sumber daya air juga masuk dalam daftar penting pembangunan masa depan Indonesia.

Namun, Fithra mengingatkan pentingnya keseimbangan antara misi ekonomi dan manfaat sosial.

“Danantara harus belajar dari pengalaman BUMN Karya yang memang membangun banyak infrastruktur, tapi akhirnya keuangannya terpuruk. Membangun tanpa merugi adalah tantangan nyata yang harus dihadapi,” jelasnya.

Menariknya, sektor padat karya seperti pengelolaan sampah juga menjadi sorotan. Fithra menilai sektor ini sangat strategis, bukan hanya untuk penciptaan lapangan kerja, tetapi juga untuk menjawab tantangan lingkungan. Ia mengapresiasi pengalaman CIO Danantara, Pak Pandu, yang pernah sukses mengelola sektor ini di Singapura. Ini menjadi sinyal kuat bahwa Danantara tidak sekadar mengejar laba, tetapi juga berkomitmen pada pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.

Dengan semangat sinergi dan visi jangka panjang, Danantara bukan hanya harapan, melainkan simbol kebangkitan Indonesia menuju masa depan yang terang benderang. Saatnya Indonesia melangkah lebih jauh, dengan investasi yang tepat, tata kelola yang kuat, dan keberanian untuk berubah. []

  • Share