Apresiasi Elemen Masyarakat Gagas Program Gerakan Indonesia Menanam Dukung Target Swasembada Pangan

  • Share

Oleh: Bara Winatha )*

Dalam upaya mencapai kemandirian pangan nasional, kontribusi berbagai elemen masyarakat menjadi kekuatan penting yang memperkuat program strategis pemerintah. Salah satu bentuk partisipasi tersebut terwujud dalam Gerakan Indonesia Menanam (Gerina), sebuah inisiatif kolaboratif yang digagas oleh seorang Ulama dan Cendekiawan Muslim, Ustadz Adi Hidayat (UAH) dan mendapat apresiasi luas dari pemerintah, termasuk Presiden Prabowo Subianto.

banner 336x280

Gerakan Gerina menjadi simbol sinergi antara masyarakat dan negara dalam mewujudkan swasembada pangan sebagai fondasi ketahanan nasional. UAH menyampaikan bahwa inisiatif ini berawal dari diskusi mendalam dengan Wakil Menteri Pertanian sekaligus Ketua Dewan Pengawas Bulog, Sudaryono, pada awal Januari 2025. Ia menilai bahwa ulama, tokoh agama, dan masyarakat luas perlu ikut serta dalam mendukung program strategis ketahanan pangan nasional.

Langkah awal tersebut berkembang menjadi gagasan konkret. Setelah mendapatkan arahan teknis dari Kementerian Pertanian, Adi Hidayat berkomunikasi dengan rekan-rekannya dari kalangan ulama di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua, untuk merumuskan satu gerakan bersama. Hasilnya adalah Gerina, sebuah program yang bertujuan menanamkan kesadaran kolektif tentang pentingnya menanam sebagai bentuk nyata kontribusi masyarakat terhadap ketahanan pangan.

Dalam peluncuran Gerina di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi peran masyarakat dalam mendukung program pemerintah. Ia menilai bahwa kolaborasi semacam ini merupakan bentuk nyata dari integrasi antara inovasi masyarakat dan kebijakan negara. Presiden menyoroti bahwa tidak ada negara yang mampu bertahan tanpa pangan yang cukup dan mandiri. Oleh sebab itu, dukungan masyarakat dalam bentuk gerakan seperti Gerina sangat penting untuk memastikan Indonesia mampu mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, mengatakan Gerina merupakan salah satu langkah strategis dalam memperkuat swasembada pangan nasional. Program ini bukan hanya mengajak masyarakat untuk menanam, tetapi juga membangkitkan semangat gotong royong dalam mengolah, menumbuhkan, dan memanen tanaman pangan di lingkungan masing-masing. Menurutnya, pelibatan seluruh lapisan masyarakat dalam program semacam ini mencerminkan semangat kemandirian dan ketangguhan bangsa menghadapi krisis pangan global.

Model partisipatif seperti Gerina harus terus didorong dan difasilitasi agar dapat tumbuh dan menjangkau daerah-daerah lainnya. Gerakan ini berhasil membuka ruang kolaborasi yang luas antara masyarakat sipil dan pemerintah, di mana inovasi dari bawah dapat dijadikan model nasional yang berkelanjutan. Dukungan teknologi, riset, dan kebijakan pemerintah menjadi faktor kunci agar gerakan seperti Gerina dapat direplikasi dalam skala nasional.

Sementara itu, Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai NasDem Komisi IV DPR, Sulaeman L Hamzah, mendukung seluruh program swasembada pangan, termasuk gerakan yang berasal dari inisiatif masyarakat. Ia menilai bahwa Indonesia harus memperkuat produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan, seperti beras.

Menurutnya, potensi besar seperti yang ada di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, perlu dioptimalkan untuk mendukung misi besar ini. Ia menggarisbawahi pentingnya keterlibatan masyarakat adat dan perlindungan terhadap situs sejarah dalam pengembangan proyek pertanian skala besar seperti program 1 juta hektare sawah di Merauke. Baginya, sinergi antara pembangunan dan pelestarian nilai budaya merupakan bagian integral dari strategi pembangunan berkelanjutan.

Lebih jauh, Sulaeman menekankan bahwa peran DPR adalah menjembatani aspirasi masyarakat dengan kebijakan nasional, termasuk dalam hal swasembada pangan. Ia mendukung penuh langkah Kementerian Pertanian yang menugaskan pemerintah daerah untuk turun langsung ke lapangan dalam rangka sosialisasi dan pelibatan masyarakat. Ia berharap program seperti Gerina bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Papua Selatan dan daerah lain dalam mengembangkan potensi pertanian mereka.

Gerina juga memperkenalkan pendekatan baru dalam bercocok tanam melalui dua program unggulan, yaitu Si Opung dan Si Cepot. Si Opung merupakan solusi olah padi terapung yang memungkinkan penanaman di atas kolam atau lahan air, sedangkan Si Cepot adalah solusi cepat panen via pot yang bisa diaplikasikan oleh masyarakat urban atau mereka yang tidak memiliki lahan pertanian luas. Melalui pendekatan ini, Gerina membuka ruang bagi siapa pun untuk ikut serta dalam menanam, baik di desa maupun di perkotaan.

Inovasi tersebut menjadi cerminan bahwa ketahanan pangan tidak hanya menjadi tugas petani dan pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Dari para pemuka agama, tokoh masyarakat, hingga keluarga biasa di perkotaan, semua memiliki peran dalam menjaga keberlanjutan pangan Indonesia. Gerina hadir sebagai wadah inklusif yang menjembatani antara kebijakan pemerintah dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kedaulatan pangan.

Apresiasi terhadap Gerina mencerminkan betapa pentingnya peran masyarakat dalam mendukung program strategis nasional yang berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, tokoh agama, legislatif, dan masyarakat luas menjadi pilar utama untuk mewujudkan cita-cita swasembada pangan yang telah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, Indonesia dapat melangkah menuju masa depan yang lebih mandiri dan berdaulat dalam bidang pangan.

)* Pemerhati sosial dan kemasyarakatan

  • Share