Jakarta, – Peluncuran lembaga investasi nasional Danantara dinilai memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan oleh ekonom Fithra Faisal Hastiadi dalam talkshow “Danantara” yang disiarkan oleh Elshinta, dengan menyoroti pentingnya tata kelola, peran investasi asing, dan strategi pembangunan yang berkelanjutan.
“Danantara bisa menjadi game changer bagi perekonomian nasional. Namun, aspek tata kelola (governance) menjadi fondasi yang harus diperkuat terlebih dahulu,” ujar Fithra.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, yang menurut Fithra membutuhkan investasi sekitar Rp10 triliun. Namun, kapasitas domestik saat ini hanya mencukupi hingga Rp3 triliun. Sisanya, sebesar Rp7 triliun, harus ditarik dari luar negeri melalui Foreign Direct Investment (FDI). Dalam konteks inilah Danantara berperan penting sebagai fasilitator investasi global.
Fithra juga menyoroti langkah Presiden Prabowo yang proaktif dalam membangun kerja sama internasional. Dalam 100 hari pertamanya, Presiden telah mengunjungi sembilan negara dan berhasil mengamankan komitmen investasi senilai 19,5 miliar dolar AS dari Tiongkok, Amerika Serikat, Malaysia, Turki, hingga Qatar. Salah satu hasil nyata adalah komitmen Qatar untuk membangun 1 juta unit rumah, dari total target nasional sebesar 3 juta unit per tahun.
Lebih lanjut, Fithra memaparkan bahwa Danantara memiliki fokus investasi pada enam sektor strategis, yakni: energi (termasuk energi terbarukan), teknologi informasi dan komunikasi (TIK), perumahan, transportasi, sanitasi air, dan sumber daya air. Investasi di sektor energi terbarukan sangat menjanjikan, terutama dengan bergesernya prioritas negara-negara besar dari isu lingkungan.
“Dengan kondisi global yang dinamis dan meningkatnya proteksionisme, Indonesia bisa menjadi alternatif yang stabil bagi investor global,” katanya. Fithra menyebut Indonesia, bersama ASEAN, memiliki posisi strategis dalam lanskap geopolitik saat ini.
Terkait isu transparansi, Danantara dirancang dengan sistem pengawasan yang kuat melibatkan lembaga seperti BPK, BPKP, KPK, Kejaksaan, Polri, serta auditor independen. “Danantara akan beroperasi seperti akuarium—terbuka dan transparan,” jelasnya.
Danantara menjadi langkah strategis pemerintah yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, langkah strategis tersebut perlu mendapat dukungan dari semua pihak untuk kesuksesan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. []