Oleh : Ricky Rinaldi
Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun bangsa lewat inovasi nyata dan visioner. Kali ini, melalui pendirian Badan Pengelola Dana Abadi Nusantara atau Danantara, pemerintah membuktikan keseriusannya dalam menciptakan fondasi keuangan pembangunan jangka panjang yang tidak hanya kokoh secara nasional, tapi juga mulai diakui secara internasional. Kehadiran Danantara bukan sekadar simbol, melainkan langkah konkret menuju kemandirian ekonomi yang berlandaskan gotong royong dan transparansi.
Danantara lahir dari kesadaran bahwa membangun Indonesia ke depan tidak bisa hanya mengandalkan anggaran negara. Dibutuhkan mekanisme alternatif yang mampu menyatukan kekuatan masyarakat, swasta, diaspora, hingga sektor filantropi dalam satu wadah yang aman dan terpercaya. Pemerintah, melalui Danantara, membuka jalan bagi rakyat untuk ikut ambil bagian dalam mendanai pembangunan nasional secara langsung. Sebuah bentuk gotong royong zaman baru yang relevan dengan tantangan masa kini.
Direktur Utama Danantara, Donny Yoesgiantoro, menjelaskan bahwa lembaga ini dibangun dengan semangat nasionalisme dan profesionalisme. Dana yang dihimpun dikelola secara terbuka dan akuntabel, sehingga setiap kontribusi masyarakat bisa dipertanggungjawabkan. Ini bukan lembaga pencari untung, tapi wadah pengabdian yang memastikan pembangunan strategis tetap berjalan meski kondisi global tidak menentu. Pemerintah ingin membuktikan bahwa bangsa ini mampu berdiri di atas kaki sendiri—bukan sekadar slogan, tapi lewat kerja nyata.
Dukungan terhadap Danantara tidak hanya datang dari dalam negeri. Dunia pun mulai melirik. Dalam forum diskusi strategis yang melibatkan perwakilan negara-negara sahabat seperti India, Rusia, Tiongkok, Arab Saudi, dan sejumlah negara Afrika, Danantara mendapat sambutan positif. Mereka tidak hanya hadir sebagai tamu, tapi menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap struktur dan visi besar Danantara. Ketertarikan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia berhasil membangun lembaga yang kredibel dan dipercaya komunitas global.
Abdul Kadir Jailani, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, menyampaikan bahwa banyak negara mitra melihat potensi besar kerja sama dengan Indonesia melalui Danantara. Ini adalah sinyal kuat bahwa pendekatan pembangunan Indonesia yang inklusif, transparan, dan terbuka terhadap kolaborasi mendapat tempat di mata dunia. Pemerintah tidak hanya memperbaiki sistem dalam negeri, tetapi juga secara aktif membangun kepercayaan internasional lewat langkah-langkah konkret.
Sinyal dukungan penuh juga datang dari tokoh penting, Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia. Ia menyebut Danantara sebagai tonggak penting pembangunan nasional. Bagi Luhut, Danantara adalah bentuk nyata kemandirian finansial Indonesia. Ia menekankan bahwa pembangunan tidak bisa hanya bertumpu pada APBN. Dengan adanya Dana Abadi yang dikelola secara bertanggung jawab, Indonesia bisa fokus pada sektor-sektor penting seperti energi, pangan, air, dan lingkungan tanpa bergantung penuh pada anggaran tahunan.
Luhut juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif. Kontribusi masyarakat, sekecil apa pun, akan menjadi bahan bakar pembangunan. Inilah wujud gotong royong dalam versi modern—masyarakat ikut membiayai pembangunan yang hasilnya juga untuk mereka sendiri. Ini adalah pendekatan pembangunan partisipatif yang menunjukkan betapa pemerintah mempercayai rakyat sebagai mitra strategis, bukan sekadar penerima kebijakan.
Kehadiran Danantara tak pelak mengingatkan pada sovereign wealth fund yang dimiliki oleh negara-negara maju seperti Norwegia dan Singapura. Namun, model Indonesia memiliki kekhasan: partisipasi publik sebagai fondasi utama. Pemerintah merancang Danantara agar inklusif, terbuka, dan bisa diakses oleh siapa pun yang ingin turut serta membangun bangsa. Pendekatan ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya berpikir besar, tapi juga berpikir ke depan dan menjunjung tinggi semangat kebersamaan.
Memang, membangun lembaga seperti Danantara bukan tanpa tantangan. Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa kepercayaan adalah modal utama. Maka dari itu, pengelolaan Danantara dirancang seakuntabel mungkin, dengan sistem audit ketat dan pelaporan yang transparan. Setiap langkah disusun untuk menjaga integritas lembaga dan memastikan bahwa dana yang terkumpul benar-benar digunakan sesuai peruntukannya. Di sinilah pemerintah membuktikan kesungguhannya—bukan hanya membentuk lembaga, tapi membangun sistem kepercayaan yang berkelanjutan.
Apresiasi dunia terhadap Danantara adalah cerminan bahwa langkah pemerintah selama ini berada di jalur yang benar. Ketika negara-negara lain mulai membuka pintu untuk bekerja sama, itu berarti pemerintah Indonesia berhasil membangun reputasi sebagai mitra yang kredibel dan visioner. Dunia melihat Indonesia bukan hanya sebagai pasar, tapi sebagai pemimpin baru dalam inovasi pembangunan yang berkelanjutan.
Pemerintah juga memastikan bahwa seluruh aktivitas Danantara berjalan selaras dengan visi pembangunan nasional yang tertuang dalam agenda besar negara. Hal ini mencakup pembangunan sumber daya manusia unggul, ketahanan pangan dan energi, transformasi digital, hingga transisi menuju ekonomi hijau. Danantara menjadi penggerak baru yang strategis karena mampu menyalurkan pembiayaan jangka panjang ke sektor-sektor yang memiliki dampak langsung bagi kesejahteraan rakyat.
Danantara adalah bukti bahwa pemerintah tidak hanya reaktif menghadapi tantangan ekonomi global, tapi juga proaktif membangun sistem alternatif yang solutif. Inilah bentuk nyata kepemimpinan yang berpikir jauh ke depan. Di tangan pemerintah, Danantara menjadi alat strategis untuk memperkuat kedaulatan ekonomi dan menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia siap berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar lainnya.
*)Pengamat Isu Strategis