Pakar Hubungan Internasional: Indonesia Tegaskan Peran Strategis Diplomasi di Dunia Islam Melalui Forum PUIC 2025

  • Share

Jakarta – Indonesia kembali menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 Uni Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC) yang berlangsung pada 12–15 Mei 2025. Forum ini menjadi momen strategis bagi Indonesia untuk menunjukkan peran dalam diplomasi strategis di antara negara-negara Muslim serta memperkuat posisi sebagai pemimpin diplomasi di kancah global.

Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Prof. Teuku Rezasyah, menilai bahwa posisi Indonesia sangat strategis dalam dunia Islam. “Sebagai negara Muslim moderat yang diterima luas, Indonesia memiliki legitimasi kuat untuk menjadi tuan rumah kredibel dan pemimpin dalam membangun diplomasi antarnegara Muslim,” tuturnya.

banner 336x280

Ia juga menekankan pentingnya forum ini di tengah berbagai krisis global, dari ketegangan geopolitik hingga tantangan ekonomi. “Ini momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan globalnya, bukan hanya di PUIC, tapi juga di forum internasional lain seperti G20 dan BRICS,” jelasnya. Menurutnya, konferensi ini sebaiknya tidak hanya berhenti pada pernyataan politik, tetapi menghasilkan kerja sama nyata di bidang teknologi, pengembangan SDM, dan investasi ekonomi antarnegara OKI.

Lebih lanjut, Prof. Rezasyah mendorong Indonesia membangun koalisi strategis dengan negara-negara kaya anggota OKI seperti Arab Saudi, Qatar, Turki, dan Iran. Kerja sama ini dinilai penting untuk memperkuat investasi dan inovasi teknologi yang dibutuhkan dunia Islam ke depan. Ia juga menyoroti potensi besar kerja sama ekonomi dan pariwisata dengan negara-negara seperti Aljazair, Mesir, dan Kuwait.

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyatakan bahwa forum PUIC menjadi platform penting dalam memperkuat peran parlemen negara-negara Islam dalam diplomasi global. “Kerja sama yang erat antarnegara anggota OKI akan menjadi kekuatan baru dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang,” ujarnya.

Konferensi ini membahas berbagai isu strategis, termasuk pemberdayaan perempuan dan generasi muda. Menurut Mardani, keterlibatan perempuan dan pemuda dalam pengambilan keputusan politik dan sosial menjadi langkah penting dalam menciptakan kepemimpinan yang lebih inklusif. “Negara-negara Islam perlu membuka ruang lebih luas bagi perempuan dan generasi muda untuk mengambil peran strategis,” tambahnya.

Penyelenggaraan PUIC ke-19 di Jakarta pun mendapat apresiasi luas. Selain sukses secara logistik, konferensi ini dinilai berhasil mengangkat isu-isu substansial yang relevan dengan tantangan dunia Islam saat ini. Indonesia tak hanya tampil sebagai tuan rumah, tetapi juga sebagai pemimpin wacana yang mampu menjembatani kepentingan beragam negara Muslim.

  • Share