Jakarta — Balai Kota Jakarta malam ini menjadi saksi hangatnya kebersamaan para delegasi Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dalam acara Farewell Dinner yang menandai penutupan perhelatan internasional ini. Acara dimulai dengan suguhan Tari Pesona Jakarta yang memikat, sebelum para tamu disambut dengan pidato penuh semangat dan harapan.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan pesan menyentuh tentang persatuan umat dan pentingnya langkah konkret pasca-konferensi.
“Saat malam ini tiba di penghujungnya, mari kita tidak mengucapkan selamat tinggal — tetapi sampai jumpa kembali suatu hari nanti,” ujar Mardani di hadapan para delegasi.
Lebih dari sekadar forum diplomatik, Mardani menegaskan bahwa konferensi ini telah membentuk ikatan emosional yang kuat antarnegara.
“Kita datang sebagai delegasi dari berbagai negara, namun kita pulang sebagai satu keluarga, terikat oleh nilai-nilai bersama, harapan bersama, dan masa depan yang kita bagi bersama,” tambahnya.
Ia juga menyerukan persatuan dunia Islam dalam menghadapi krisis global, termasuk konflik di Gaza dan penderitaan etnis Rohingya.
“Biarlah dunia tahu bahwa umat Islam tidak terpecah dan tidak tertidur. Kita bersatu dalam kasih sayang dan tekad untuk menjadi kekuatan bagi keadilan dan perdamaian,” tegas Mardani.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam sambutannya menyoroti urgensi solidaritas antarnegara Islam.
“Banyak permasalahan dunia Islam yang perlu diatensi. Palestina harus menjadi fokus utama kita. Jadikan pertemuan ini sebagai langkah negara Islam bersatu,” ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan penampilan Sufi Dance yang memukau, diiringi jamuan makan malam sebagai penutup resmi konferensi.
Farewell dinner ini tak hanya mengakhiri agenda konferensi, tetapi juga menandai lahirnya komitmen baru antarnegara Islam untuk melangkah bersama membangun masa depan yang adil dan damai.**