Papua Pegunungan — Insiden penembakan dua orang pekerja bangunan gereja oleh kelompok bersenjata yang diidentifikasi sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Kwantipo, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, menuai kecaman keras dari kalangan tokoh agama termasuk dari Persekutuan Gereja – Gereja Indonesia (PGI). Peristiwa keji tersebut tidak hanya merenggut nyawa manusia tak berdosa, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas yang dijunjung tinggi masyarakat Papua.
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Pendeta Darwin Darmawan, menegaskan bahwa penembakan terhadap pekerja bangunan Gereja GKI Air Garam merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan harus disikapi secara serius.
Ia mendesak agar Komnas HAM segera melakukan investigasi menyeluruh dengan melibatkan tim independen yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta unsur gereja.
“Peristiwa ini tidak boleh dibiarkan. Komnas HAM bersama pemerintah dan gereja harus mengusut tuntas dan menindak tegas pelaku pembunuhan sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Ini bukan hanya soal keamanan, tetapi juga keadilan bagi para korban,” ujar Pdt. Darwin.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kedamaian di Kota Wamena sebagai ibu kota Papua Pegunungan.
Menurutnya, Wamena harus menjadi ruang aman bagi siapa pun yang tinggal dan bekerja, tanpa takut menjadi korban kekerasan bersenjata.
Dalam pandangannya, tragedi ini mencerminkan pentingnya pendekatan dialogis untuk meredam konflik berkepanjangan di Papua.
Nada kekecewaan yang sama disampaikan Ketua Klasis GKI Baliem Yalimo, Pendeta Edward Su. Ia mengaku sangat terpukul karena insiden berdarah itu terjadi di lingkungan gereja, yang seharusnya menjadi tempat aman bagi umat.
Menurutnya, jemaat GKI Emanuel Air Garam tengah dalam proses membangun rumah ibadah saat serangan terjadi.
“Kami kecewa karena peristiwa ini terjadi di lokasi gereja, tempat yang seharusnya aman dan sakral. Ini benar-benar di luar dugaan dan menjadi pergumulan besar bagi jemaat kami,” ungkap Pdt. Edward Su.
Penembakan ini memperlihatkan wajah kejam OPM yang tak segan melakukan kekerasan terhadap warga sipil dan pekerja gereja yang tidak bersenjata, ungkapnya
Tindakan ini jelas mencoreng perjuangan mereka dan menunjukkan bahwa OPM telah menjadi aktor pelanggar HAM yang nyata di Papua, ucapnya.
Ketegasan negara untuk menegakkan hukum serta keterlibatan gereja dalam proses dialog damai sangat dibutuhkan agar Papua Pegunungan tidak terus menjadi medan kekerasan OPM yang memakan korban tak berdosa, tutupnya ()