Jakarta, jurnalredaksi– Densus 88 Antiteror Polri menangkap total 19 orang terduga teroris di Sumatera Utara hingga Lampung. Beberapa teroris yang ditangkap ini terkait dengan jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
“Penangkapan pun dilakukan secara bertahap. Kendati demikian, penangkapan para teroris ini tidak terkait dengan pengamanan Nataru,” Sabtu (18/12/2021).
Berikut ini beberapa fakta terkait 19 terduga teroris yang dibekuk di Sepanjang Sumatera.
1. Ditangkap di empat tempat
Sembilan orang di antaranya ditangkap di Sumut.
“Sumut sembilan (orang yang ditangkap),” kata Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada Jurnal Redaksi, Sabtu (18/12/2021).
Selain di Sumut, ada empat terduga teroris yang ditangkap di Kepulauan Riau (Kepri), lima orang di Sumatera Selatan (Sumsel) dan seorang lainnya di Lampung.
2. Bagian dari JI
Dia menyebut para terduga teroris itu merupakan bagian dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Aswin mengatakan terduga teroris itu diduga tergabung di Syam Organizer (SO) serta lembaga Amal Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (ABA).
“JI (Jamaah Islamiyah ) semua,” ungkap Aswin.
Aswin belum menjelaskan identitas para terduga teroris itu. Para pihak yang ditangkap masih diperiksa.
“Penyidik Densus 88 masih memeriksa seluruh tersangka secara intensif,” ujar Aswin.
3. Penangkapan bertahap
Penangkapan ke-19 orang itu dilakukan secara bertahap. Densus 88 lebih dulu menangkap empat terduga teroris di Sumsel pada Senin (13/12/2011). Densus 88 kemudian menangkap seorang terduga teroris lainnya di Lampung pada Rabu (15/12/2021).
Densus 88 kemudian menangkap sembilan terduga teroris di Sumut, satu orang di Sumsel dan empat orang terduga teroris di Batam pada Kamis (16/12/2021).
4. Peran teroris yang ditangkap di Sumut
Para teroris yang ditangkap di Sumut ini berperan sebagai pembina yayasan amal kelompok JI, yakni Lembaga Amal Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA) dan Yayasan Ibnu Jauzy.
“MNA, yang sudah diamankan, merupakan pembina Yayasan Ibnu Jauzy, nama lain ABA. ASJ, yang sudah sudah diamankan, dewan pengawas atau pembina ABA Sumut, pendiri Yayasan Ibnu Jauzy,” ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada Jurnal Redaksi, Sabtu (18/12/2021).
Ramadhan mengatakan ada terduga teroris yang menjadi pengurus dari ADIRA pusat maupun Sumut. ADIRA merupakan akademi pendidikan dan kaderisasi yang diduga berafiliasi dengan JI.
“DCL, yang sudah diamankan, pengurus struktur teritorial JI Sumut, Sekretaris ADIRA (Akademi Pendidikan dan Kaderisasi, rekrutmen) JI/ADIRA Bukhari Sumut. SU, yang sudah diamankan, anggota Komando Wilayah Sumbagut JI,” tuturnya.
“SW, yang sudah diamankan, Sekretaris ADIRA Sumut. TMH, yang sudah diamankan, pembimbing ADIRA Sumut. ISS, kepala atau pembimbing ADIRA pusat dan Sumut,” sambung Ramadhan.
5. Masih ada DPO
Ramadhan mengatakan dua terduga teroris lain bertugas menyembunyikan terduga teroris yang telah masuk daftar pencarian orang (DPO).
“NG, yang sudah diamankan, penghubung dan mengamankan DPO Matlubin, pelarian kasus tindak pidana terorisme. MS anggota Tholiah untuk pengamanan para DPO,” imbuhnya.
6. Tak terkait pengamanan Nataru
Polisi menegaskan penangkapan terduga teroris itu tak ada hubungannya dengan upaya pengamanan perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru (Nataru).
“Ini bukan dalam rangka Natal dan Tahun Baru, tidak (ada hubungan)” kata Kapolda Kepri Irjen Aris Budiman di Batam seperti dilansir Jurnal Redaksi, Sabtu (18/12/2021).
Ia mengatakan, terduga teroris tersebut ditangkap karena memang telah ditemukan barang bukti. “Artinya memang sudah saatnya. Ada buktinya, lalu dilakukan tindakan hukum,” kata dia.
Ditanya mengenai keberadaan terduga teroris, ia mengatakan mengira masih berada di Batam. “Densus yang melakukan penyidikan. Kami mengamankan situasi kota kita sendiri,” kata dia.
Ia enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai penangkapan itu, termasuk jumlah terduga teroris yang ditangkap. “Saya tidak mau berkomentar itu. Densus yang melakukan,” kata dia.
(CA/AA)