Menu
Cepat Tepat Terpercaya

Ekspor Batu Bara Dilarang, Erick Thohir: Kebutuhan Energi RI Prioritas

  • Share

Jakarta, jurnalredaksi– Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menjelaskan kebijakan larangan ekspor batu bara selama Januari 2022 merupakan langkah pemerintah untuk mengatasi permasalahan suplai batubara dan LNG sebagai sumber energi dalam mendukung pasokan listrik nasional jangka panjang.

Oleh karena itu, Kementerian BUMN, kata Erick akan meninjau kontrak jangka panjang terkait batu bara untuk disesuaikan dengan kebijakan saat ini.

banner 336x280

“Para menteri yang terkait suplai batubara dan LNG untuk mendukung pasokan listrik nasional langsung membagi tugas. Kami di Kementerian BUMN akan memperbaiki kontrak jangka panjang kebutuhan suplai sesuai dengan rapat bersama Kejaksaan Agung dan BPKP. Intinya, kebutuhan energi dalam negeri akan jauh lebih diprioritaskan demi kelancaran pembangunan,” tutur Erick, dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (4/1/2022).

1. Pemerintah ingin kebutuhan batu bara dalam negeri terpenuhi

Selain itu, Erick juga menyatakan pemerintah bakal memperbaiki sistem logistik dan infrastruktur sebagai strategi untuk membuat kebutuhan batu bara dalam negeri terpenuhi

“Sistem logistik dan infrastruktur juga akan makin dimodernisasi sehingga kapasitas Indonesia sebagai negara penghasil sumber daya alam tidak akan mengalami ketidakpastian kebutuhan energi demi menunjang kelancaran pembangunan,” ucap dia.

2. Pemerintah siapkan peta jalan ekonomi hijau

Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah juga turut meletakkan perhatian kepada energi baru terbarukan yang nantinya bakal menjadi pengganti batu bara.

Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang ingin mulai menggunakan energi baru terbarukan sebagai pengganti batu bara.

“Sesuai arahan Presiden yang telah menekankan komitmen bersama jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk menggantikan batu bara dengan energi baru terbarukan, maka kami juga telah menyiapkan road map pengembangan ekonomi hijau dan transisi energi serta renewable energy sehingga kita segera memiliki energi baru terbarukan,” ujar Erick.

3. Proyeksi suplai batu bara pada 2022

Sekadar informasi, Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara pada 2022 bakal lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Proyeksi target produksi 2022 berada di kisaran 637 juta hingga 664 juta ton, sedangkan target produksi batu bara 2021 mencapai 625 juta ton.

Sementara itu, kebutuhan batu bara dalam negeri diprediksi juga meningkat di tahun 2022 dengan 190 juta ton. Angka tersebut meningkat dibandingkan kuota Domestic Market Obligation (DMO) tahun ini yang mencapai 137,5 juta ton.

Data dari Kementerian ESDM juga mengungkapkan, fenomena alam seperti Badai La Nina di Kalimantan pada November lalu yang meningkatkan curah hujan tinggi menyebabkan realisasi produksi batu bara hingga awal Desember mencapai 560 juta ton atau sekitar 89,6 persen dari target.

Sementara itu, penyerapan batu bara dalam negeri hingga awal Desember pun baru menyentuh 121,3 juta ton atau sekitar 88,2 persen dari target DMO.

“Menteri ESDM akan mengeluarkan perubahan DMO yang bisa direview perbulan dan yang tidak menepati sesuai kontrak akan di penalti tinggi bahkan di cabut izinnya,” kata Erick.

Lalu, sambung dia, Kementerian BUMNtetap mendukung pengembangan ekspor bersama Menteri Perdagangan sebagai pemasukan devisa negara dengan mengkalkulasi berapa kebutuhan dalam negeri.

Kemudian dengan Menteri Perhubungan akan dilakukan sinergi dengan para pihak untuk menangani logistik.

(CA/AA)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *