Jakarta, jurnalredaksi– Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto cerita kala Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menetapkan tahun baru Imlek menjadi hari libur nasional. Hasto mengatakan Megawati menetapkan Imlek hari libur nasional agar masyarakat memahami kebudayaan.
“Saya menyampaikan salam dari Ketua Umum Ibu Profesor HC Megawati Soekarnoputri, beliau dalam kapasitas ketika Presiden ke-5 RI mengambil momentum historis atas dasar prinsip ideologi Pancasila dengan menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional,” kata Hasto di akun YouTube PDI Perjuangan.
“Ini dulu sama juga dengan yang dilakukan oleh Bung Karno, proklamator dan bapak bangsa kita,” imbuhnya.
Hasto juga bercerita tentang peran tokoh Tionghoa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Peran tokoh Tionghoa, kata Hasto, sudah ada sejak Sumpah Pemuda pada 1928 hingga kemerdekaan Indonesia 1945.
Perjuangan Indonesia merdeka menurut Hasto tanpa memandang suku, bangsa, agama, hingga harta. Negara Tiongkok pun, menurut Hasto, mendapat tempat penting bagi Sukarno pada dekade 1960.
“Bagi Sukarno, Tiongkok ini memiliki peran sangat penting, maka dari itu dalam pidato to build the world a new tahun ’60, Sukarno memperjuangkan agar Tiongkok menjadi representasi dari bangsa-bangsa Asia untuk duduk di dalam anggota Dewan Tetap Keamanan PBB,” ujarnya.
Oleh sebab itu, cukup luar biasa peran penting tokoh Tionghoa hingga negara Tiongkok dengan Indonesia. Saat Megawati menjadi presiden, ditetapkanlah Imlek menjadi hari libur nasional.
“Lalu itulah, yang diletakkan Ibu Megawati Soekarnoputri dengan menetapkan hari Imlek sebagai hari libur nasional agar kita memahami seluruh khazanah kebudayaan kita yang terbentuk bukan tunggal, tetapi sangat heterogen dan membentuk satu watak, satu kultur bangsa Indonesia,” imbuhnya.
(CA/AA)