Jakarta, jurnalredaksi– Warganet ramai memperbincangkan cuplikan (trailer) dari film “Si Tikam Polisi Noken”. Film tersebut jadi sorotan karena dinilai memuat isu rasialisme.
Polda Papua menjelaskan soal pembuatan film tersebut. Film itu juga akan ditayangkan di bioskop dalam waktu dekat.
“Film yang diproduksi oleh Polda Papua berjudul ‘Si Tikam Polisi Noken’ akan tayang perdana pada tanggal 10 Februari 2022 serentak di bioskop-bioskop yang ada di seluruh Indonesia,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal, Sabtu (5/2/2022).
Dia menjelaskan film Si Tikam Polisi Noken ini diangkat dari kisah nyata saat perang suku di Papua yang diselesaikan dengan mengedepankan polisi dari putra asli Pegunungan Tengah Papua. Polisi bernama Noken itu menjadi moderator dalam perang suku tersebut yang akhirnya permasalahan tersebut diselesaikan dengan ‘patah panah’ alias perdamaian.
Dia menjelaskan, tujuan pembuatan film ini adalah mempromosikan budaya Papua, khususnya yang ada di Pegunungan yang dikelilingi oleh hutan dan lembah, serta adat istiadatnya yang begitu unik. Film ini juga mengangkat anak-anak dan generasi muda Papua untuk maju dan menggali potensi yang ada pada diri sendiri dengan menjadi abdi Negara.
Selain itu, lanjutnya, film ini untuk mengangkat sinergitas TNI-Polri di Papua dalam perjuangannya menyelesaikan beberapa permasalahan di Papua.
“Pada intinya film ini untuk memberikan gambaran kepada masyarakat di Papua maupun di luar Papua tentang permasalahan-permasalahan di Papua yang sering terjadi perang suku karena ketidakpahaman masyarakat tentang permasalahan yang dihadapi,” ucapnya.
Dia mengatakan penyelesaian masalah tindak pidana di Papua tidak hanya dilakukan melalui peradilan formal. Suatu tindakan pidana masih sering dilakukan dengan peradilan restoratif (restorative justice) melalui peradilan adat.
Dia mengatakan film ini diharapkan dapat mengurangi dan menghilangkan konflik-konflik sosial dan konflik lainnya sehingga menciptakan situasi di Papua menjadi lebih kondusif. Selain itu, diharapkan film ini memberikan pesan-pesan yang erat akan budaya dan tradisi serta kehadiran sosok polisi di tengah masyarakat dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi.
Pembuatan film ini juga terkait dengan program Bintara dari warga asli Papua. Sosok Tikam di film ini diharap mendorong motivasi putra asli Papua menjadi abdi negara.
“Kemudian dengan kehadiran sebanyak 2.000 Bintara noken yang telah menyelesaikan pendidikannya ini diharapkan mampu mereda permasalahan-permasalahan konflik yang ada di Papua karena mereka memahami karakter, struktur dan bahasa masyarakat, dan itulah Si Tikam hadir di Tanah Papua,” ucapnya.
Kamal menjelaskan film ini digarap selama 2 tahun dengan melibatkan pemain lokal dan sejumlah personel polisi dengan mengedepankan tahapan casting untuk mendapatkan hasil maksimal. Dia berharap pesan dalam film ini dapat dipahami dengan baik.
“Kepada seluruh masyarakat untuk tidak hanya melihat dari judul film tersebut melainkan makna dan pesan bahwasanya semua permasalahan dapat diselesaikan dengan cara baik- baik, yang kita perlu lakukan iyalah pelajari dulu permasalahan yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan permasalahan lainnya,” ungkapnya.
(CA/AA)