Jakarta, jurnalredaksi– Percepatan vaksinasi adalah misi pemerintah tahun 2022 agar kekebalan kelompok segera terbentuk dan masa pandemi lekas berakhir. Masyarakat pun mendukung upaya percepatan vaksinasi di daerah agar dapat terhindar dari penularan varian Omicron.
Ketika program vaksinasi nasional dimulai tahun 2021 awal maka yang pertama disuntik adalah warga DKI Jakarta dan disusul dengan daerah-daerah lain. Pemerataan vaksinasi penting karena semua WNI memiliki hak yang sama untuk mendapatkan injeksi vaksin. Jadi nantinya masyarakat dari Sabang sampai Merauke sudah divaksin, bagi yang berusia 6 tahun ke atas.
Vaksinasi adalah kewajiban sehingga penyelenggaraannya wajib dibantu oleh semua pihak, karena pemerintah pusat dan kementrian kesehatan tidak bisa bergerak sendiri. Pihak pemerintah daerah juga wajib membantu suksesnya vaksinasi di tempatnya masing-masing, agar tercapai cakupan vaksinasi seratus persen. Makin banyak yang sudah divaksin maka makin aman dari bahaya corona, tentu dengan disiplin protokol kesehatan 10M.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan bahwa pemerintah daerah harus melakukan berbagai cara untuk mempercepat pemberian vaksinasi di berbagai wilayah di Indonesia. Apalagi saat ini Indonesia menghadapi Omicron sehingga tidak boleh lengah. Dalam artian, vaksinasi harus dipercepat agar kekebalan kelompok lekas terbentuk dan mencegah penyebaran Omicron.
Menteri Tito menambahkan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah. Pertama dengan vaksinasi berbasis data di pemerintahan. Kedua dengan vaksinasi mobile alias door to door. Sedangkan yang ketiga adalah dengan membentuk pusat-pusat vaksinasi di seluruh daerah di Indonesia.
Vaksinasi berbasis data pemerintah sudah dilakukan di Provinsi DKI Jakarta dan Bali. Ketika ada vaksinasi berbasis data maka ada pengintegrasian data sehingga terlihat berapa persen masyarakat yang belum divaksin. Mereka yang belum divaksin akan jadi sasaran selanjutnya agar mendapatkan injeksi, karena vaksinasi adalah hak bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan vaksinasi mobile alias door to door yang diinisiasi oleh Badan Intelijen Negara menjadi metode yang sangat ampuh untuk meningkatkan cakupan vaksinasi. Penyebabnya karena dengan metode ini maka petugas kesehatan yang mendatangi masyarakat, sehingga memudahkan mereka yang kesulitan untuk mendatangi lokasi vaksinasi. Misalnya pada masyarakat yang berstatus lansia, difabel, dll.
Vaksinasi door to door juga mendatangi sekolah-sekolah dan juga sangat bagus karena kenyataannya ada yang masih belum paham bahwa anak usia 6 hingga 6 tahun sudah bisa divaksin. Jika petugas yang mendatangi maka akan dikoordinasi oleh sekolah dan puskesmas terdekat, sehingga lebih rapi dan sistematis. Anak-anak bisa sekolah tatap muka dengan gembira tanpa takut kena Omicron.
Pusat-pusat vaksinasi juga terus dibangun, tak hanya di pulau Jawa tetapi juga di pulau lainnya. Fungsi utama dari pusat vaksinasi adalah sebagai tempat yang representatif untuk melakukan vaksinasi. Sedangkan fungsi lainnya adalah untuk pusat data, sehingga bisa terlihat berapa persen penduduk yang belum divaksin? Data akan diolah secara digital sehingga lebih sistematis.
Pemerintah sudah berupaya agar vaksinasi makin dimudahkan pemberiannya untuk rakyat. Di sisi lain, masyarakat juga harus taat aturan dan mau divaksin agar tidak kena corona, terutama varian Omicron. Apalagi saat ini saat akan masuk ke tempat umum seperti Bank atau pusat perbelanjaan harus scan aplikasi peduli lindungi, sehingga yang boleh masuk hanya yang sudah divaksin.
Berbagai upaya untuk mempercepat vaksinasi dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar 100% WNI sudah divaksin dan kekebalan kelompok lekas terbentuk. Vaksinasi wajib hukumnya dan jangan mangkir karena ini adalah upaya penting agar pandemi lekas berakhir.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers
(AD/AA)