Jakarta, jurnalredaksi– Pemerintah terus memperbaiki layanan telemedicine agar rakyat terpapar Covid-19 dapat berkonsultasi dengan dokter secara mudah. Selain menghindarkan diri dari kerumunan di Rumah Sakit, layanan ini juga praktis dan diharapkan dapat digunakan siapa saja.
Ketika Anda merasa pusing, kelelahan, dan badan sakit semua, lantas penasaran apakah benar ini kena Corona? Tentu harus tes swab dan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan jawaban yang tepat serta obat yang mujarab. Akan tetapi jumlah pasien Covid-19 yang melonjak drastis akhir-akhir ini membuat antrian di Rumah Sakit (RS) jadi membludak.
Memang dokter adalah ahlinya tetapi jika RS penuh malah jadi bencana karena tidak bisa mematuhi protokol kesehatan. Oleh karena itu pemerintah memberikan solusi berupa layanan telemedicine yang dimulai sejak awal pandemi. Masyarakat tak perlu khawatir karena tak ada bedanya, yang menjawab pertanyaan dan meresepkan obat tetap dokter berkualitas baik.
Presiden Jokowi mengimbau masyarakat untuk menggunakan layanan telemedicine, apalagi jika terkena Omicron gejala ringan atau malah tanpa gejala. Dalam artian, jika kena Corona varian Omicron maka lebih praktis untuk konsultasi online, karena jika terbukti positif maka harus isolasi mandiri dan tidak boleh keluar sama sekali. Takutnya akan menularkan virus ke orang lain.
Penularan Omicron memang patut diwaspadai karena gara-gara dia terjadi lagi lonjakan pasien Covid, padahal 2-3 bulan lalu kondisi relatif aman karena jumlah pasien bisa ditekan. Penyebabnya karena Omicron bisa menular 70 kali lipat daripada varian delta. Kondisi ini membuat kita makin waspada dan mengetatkan protokol kesehatan.
Layanan telemedicine resmi ada di bawah Kementrian Kesehatan dan warga akan bisa berkonsultasi via telepon dengan dokter. Keunggulannya, mereka tak perlu antri lama jika dibandingkan dengan periksa ke klinik atau Rumah Sakit. Apalagi bagi yang sudah pusing dan lemas, tentu akan sangat menyiksa jika harus berlama-lama antri, sehingga layanan telemedicine sangat praktis dan menolong mereka.
Selain konsultasi gratis, maka layanan telemedicine juga menyediakan obat. Pelayanannya juga makin ditingkatkan agar masyarakat merasa nyaman saat berkonsultasi dan mendapatkan obat yang tepat.
Pemerintah memang berusaha meningkatkan layanan telemedicine agar tak hanya diakses di kota-kota besar saja tetapi juga sampai ke pelosok. Jika ada layanan di tiap kota atau kabupaten maka tiap orang yang merasa sakit bisa konsultasi, apakah benar mereka kena Corona atau hanya flu biasa.
Pasalnya, gejala kena Corona varian Omicron berbeda dengan varian lain, yakni tidak ada anosmia alias kehilangan fungsi indra penciuman. Sehingga kadang banyak yang tak sadar jika kena Corona. Akan tetapi jika mereka langsung menelepon ke hotline layanan telemedicine maka bisa mendapatkan penjelasan, apakah sakit biasa atau terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron.
Diharap dengan naiknya kualitas dan kuantitas layanan telemedicine, maka rakyat bisa mendapatkan haknya untuk sehat. Mereka bisa konsultasi gratis dan tak usah antri lama, dapat obat pula. Dokter juga yang menentukan apakah ia harus dirawat di RS atau cukup isolasi mandiri di rumah, juga memberikan petunjuk bagaimana prosedur isolasi mandiri yang benar.
Layanan telemedicine memang harus ditingkatkan agar semua Warga Negara Indonesia (WNI) bisa konsultasi tanpa harus antri di tempat praktik dokter, apalagi banyak yang kondisi keuangannya minim akibat efek pandemi sehingga layanan gratis amat membantu. Obat yang gratis juga diharap bisa menyembuhkan mereka dari ganasnya Corona. Layanan telemedicine membantu pemerintah menekan angka pasien Covid-19 di Indonesia.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(RW/AA)