Jakarta, jurnalredaksi– Sebanyak 23 perusahaan asing akan merelokasi pabriknya ke Indonesia. Rencana relokasi tersebut mendapat apresiasi luas masyarakat karena menunjukkan penanam modal asing mempercayai Indonesia sebagai negara potensial untuk mengembangkan usaha.
Investasi adalah hal yang tidak asing di Indonesia karena sudah ada sejak era orde baru. Kita beruntung karena Pemerintah telah membuat peraturan seperti UU Omnibus Law yang memiliki klaster investasi, tujuannya agar mempermudah penanaman modal di negeri ini.
Ada hasil yang sangat positif dari dibuatnya UU Omnibus Law, yakni investor yang masuk ke Indonesia jadi lebih banyak. Ada 23 perusahaan besar yang mengalihkan usahanya dari negara Asia lain ke Indonesia, dan nilai investasinya tidak main-main, sebesar 116 triliun rupiah. Hal ini diungkapkan oleh Imam Soejoedi, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.
Perusahaan asing tersebut berasal dari Amerika Serikat, China, Korea Selatan, Hongkong, Jepang, dan Jerman. Mereka merelokasi pabriknya karena melihat di Indonesia lebih potensial, terutama dari sisi sumber daya manusia. Selain itu, aturan yang memudahkan untuk penanaman modal asing di UU Omnibus Law juga jadi pertimbangan penting.
Relokasi berbagai perusahaan asing ke Indonesia patut diapresiasi, karena makin banyak yang menanamkan modal, maka makin banyak pula devisa negara. Hal ini sangat penting karena kita butuh devisa untuk mengatasi dampak pandemi, baik di bidang kesehatan maupun ekonomi. Selama dua tahun ini pemerintah memang mengeluarkan dana yang sangat besar untuk vaksinasi, pemberian bantuan untuk rakyat, dll.
Ketika banyak perusahaan asing yang merelokasi pabriknya ke Indonesia maka amat bagus karena bisa menyerap tenaga kerja. Prediksinya, ada lebih dari 300.000 lowongan yang bisa terisi. Hal ini amat bagus karena mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini. Terlebih ketika pandemi makin banyak pengangguran, sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan baru.
Permasalahan pengangguran tidak bisa dianggap sepele karena makin banyak pengangguran maka makin banyak rakyat yang menderita, karena tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Jika tidak ada yang bisa dijadikan tempat meminjam uang, bagaimana nasib mereka? Terlebih tidak semua orang berbakat jadi pengusaha, dan lebih cocok jadi karyawan.
Selain mengurangi pengangguran, maka relokasi perusahaan asing juga memeratakan kemajuan di seluruh Indonesia. Penyebabnya karena investasi mereka tidak hanya dilakukan di Jawa, tetapi juga pulau lain, bahkan sampai ke Papua. Mereka tertarik karena di sana masih ada sumber daya alam yang melimpah, dan akan membuat perusahaan joint venture yang saling menguntungkan.
Perusahaan-perusahaan tersebut mau investasi ke luar Jawa karena di sana sudah bagus infrastrukturnya, dan itu memang salah satu syarat sebelum masuk ke Indonesia. Ini adalah hasil dari proyek pembangunan ekonomi nasional, yang membangun jalan raya dan infrastruktur lain, dan tetap diteruskan di masa pandemi.
Investasi jelas sangat menguntungkan karena Indonesia tidak mengeluarkan 100% modal, tetapi dibantu oleh para penanam modal. Dengan begitu, dunia bisnis akan lebih dinamis dan roda perekonomian akan bergulir dengan cepat. Kita pun bisa bangkit lagi pasca dipukul oleh pandemi selama dua tahun.
Ketika ada banyak perusahaan asing yang merelokasi pabriknya ke Indonesia maka akan sangat bagus karena menambah devisa negara. Selain itu, penanaman modal akan mengurangi pengangguran, karena pabrik-pabriknya butuh banyak tenaga kerja. Pemerintah patut diapresiasi karena telah bekerja keras untuk menarik para investor dan mengatasi dampak pandemi global.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(DS/AA)