Jakarta, jurnalredaksi– Indonesia akan menggelar Parlemen Dunia (IPU Assembly and Meeting) ke-144 di Nusa Dua Bali. Salah satu keunggulan dalam pertemuan tersebut adalah Indonesia akan menerapkan agenda yang berpihak kepada alam (Green Agenda).
Sekretariat Jenderal DPR RI Endah Tjahjani Dwirini Retnoastuti menjelaskan, selama empat hari pelaksanaan IPU tersebut, akan berkomitman menarapkan agenda yang berpihak pada alam atau yang disebut dengan Green Agenda. Menurut Endah, hal ini sejalan dengan tema IPU kali ini yaitu Getting to Zero Mobilizing Parliament to Act on Climate Change. Sesuai tema ini juga kita akan mengadakan beberapa kegiatan terkait dengan Green Agenda.
Misalnya, di momentum IPU ini akan mengundang aktivis sosial bernama Melati dan Isabel Wijsen atas kontribusinya yang selama enam tahun membuat gerakan mengurangi sampah plastik dunia melalui gerakan ‘bye-bye plastic bag’. Dua kakak-beradik asal Bali itu telah aktif menggerakkan massa agar tidak menggunakan plastik sekali pakai. Mereka kini telah memiliki 50 tim yang tersebar di seluruh dunia.
Endah menuturkan, mereka sering diundang di berbagai kesempatan internasional serta konferensi skala internasional. Karena itulah, pihaknya akan mengundang mereka untuk mewakili pemuda Indonesia untuk bicara tentang Green Agenda di IPU. Melati akan bersandingan dengan tokoh-tokoh dunia dan itu akan sangat membanggakan bagi Indonesia.
Selain itu, selama pelaksanaan IPU tersebut, para delegasi dari berbagai negara juga akan dikurangi mobilitasnya yand dapat menghasilkan emisi karbon, seperti penggunaan bus. Sehingga, para delegasi akan didorong lebih banyak berjalan kaki untuk menikmati udara di Bali. Pihaknya juga akan mengurangi penggunaan kertas secara besar-besaran. Panitia juga akan kembangkan aplikasi yang dinamakan IPU Event App. Jadi selama sidang semua informasi tidak ada lagi kertas selama dibutuhkan, karena sudah ada dalam aplikasi.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar mengatakan jumlah peserta yang akan hadir diperkirakan sekitar 1.500 orang. Perlu diketahui bahwa pertemuan terakhir di Madrid itu dihadiri oleh 1200 orang, terdiri dari 179 negara atau pimpinan parlemen bersama delegasinya.
Tercatat, delegasi dari 87 negara sudah mengkonfirmasi untuk berpotensi hadir. Tentu saja ini berkaitan dengan bagaimana handling kita, terutama pelaksanaan dan protokol kesehatan sehingga mereka make sure perjalanan dari negara masing-masing menuju Bali itu tidak terlalu rumit.
Green Agenda tentu saja menjadi konsep yang menarik untuk dibahas, mengingat kantong plastik menjadi isu pembicaraan penting akhir-akhir ini di dunia pengelolaan sampah.
Harga plastik yang murah, gampang ditemukan dan mudah digunakan membuat kantong plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia. Hampir semua kemasan makanan dan pembungkus barang dan makanan menggunakan plastik dan kantong plastik.
Fenomena booming sampah plastik telah menjadi momok yang menakutkan di setiap belahan bumi, tidak saja di negara-negara berkembang tetapi juga di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris dan Jepang. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat telah mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat jumlah penggunaan material plastik telah mencapai 80Kg/orang/tahun, smentara di India hanya mencapai 2Kg/orang/tahun.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa sifat sampah plastik yakni tidak mudah terurai, proses pengolahannya menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik, butuh waktu hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami.
Indonesia ternyata mendapatkan peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik laut. Bahkan rasanya sangat sulit untuk melepaskan diri dari plastik, karena kemudahan dan kepraktisan. Mulai dari gelas kopi di starling sampai wadah belanjaan di minimarket, penggunaan plastik seakan terus bertambah.
Salah satu bukti sulit terurainya sampah plastik adalah ditemukannya bungkus mi instant yang berusia 19 tahun dalam kondisi utuh. Padahal jika sampah plastik dengan baik, sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 16.379.472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya permasalahan terkait sampah khususnya plastik harus mendapatkan perhatian khusus, dan semoga dengan diselenggarakannya IPU dengan menerapkan Green Agenda di Nusa Dua Bali, akan menghasilkan solusi konkrit bagi permasalahan global.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers
(PR/AA)