Menu
Cepat Tepat Terpercaya

Kebijakan Hilirisasi Stimulus Pemerataan Ekonomi Indonesia

  • Share

Jakarta — Pemerintah terus mendorong kebijakan hilirisasi guna mewujudkan pemerataan ekonomi di Indonesia. Pengelolaan sumber daya alam yang lebih strategis diharapkan meningkatkan nilai tambah industri nasional, daya saing global, serta mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah.

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menyatakan bahwa kehadiran Danantara merupakan bagian dari transformasi BUMN dalam mengoptimalkan aset negara agar memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian Indonesia.

banner 336x280

“Dengan pengelolaan investasi yang lebih strategis, Danantara diharapkan menjadi akselerator dalam meningkatkan daya saing industri berbasis sumber daya alam serta mendukung program hilirisasi dan industrialisasi,” ujar Hendi.

Ia menambahkan bahwa MIND ID menjalankan mandat pengelolaan cadangan dan hilirisasi mineral batu bara secara terintegrasi guna meningkatkan kinerja perusahaan dan kontribusi terhadap penerimaan negara.

“Dengan komitmen kuat terhadap hilirisasi dan industrialisasi, pendirian Danantara akan membawa dampak nyata bagi kedaulatan ekonomi Indonesia di masa depan,” tambahnya.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga memperkuat hilirisasi di industri petrokimia dan gas melalui berbagai kebijakan guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Taufiek Bawzier, menekankan bahwa sektor petrokimia dan gas memiliki multiplier effect besar bagi sektor ekonomi lainnya.

“Sektor IKFT harus menambah kontribusi PDB hingga Rp46,09 triliun jika industri menyumbang 21,9 persen terhadap PDB nasional,” jelasnya.

Selain itu, sektor perbankan juga berperan dalam mendukung hilirisasi. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit korporasi BCA pada 2024 didominasi oleh sektor hilirisasi dan industri kelapa sawit.

“Kami sangat mendukung hilirisasi. Dari pertumbuhan kredit korporasi sebesar 15,7 persen, separuhnya berasal dari hilirisasi dan CPO,” ujar Jahja.

Ia menambahkan bahwa proyek hilirisasi memerlukan investasi besar, yang sebagian besar didukung oleh investor asing, seperti Tiongkok yang berinvestasi di Morowali, Sulawesi Tengah.

“Pembangunan smelter membutuhkan investasi triliunan rupiah. Sulit jika hanya mengandalkan investor lokal, sehingga banyak proyek ini mendapat dukungan asing,” jelasnya.

Jahja juga menekankan bahwa hilirisasi sektor pertambangan memberikan nilai tambah bagi Indonesia dengan mengurangi ekspor bahan mentah, namun tetap membutuhkan permintaan pasar yang stabil.

Dengan sinergi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta, hilirisasi diharapkan terus menjadi strategi utama dalam mewujudkan pemerataan ekonomi dan memperkuat perekonomian nasional di masa depan.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *