Jakarta, jurnalredaksi– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa COVID-19 varian Omicron yang lebih menular dan varian Delta yang merebak saat ini dapat menyebabkan “tsunami kasus,” memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan nasional. Merangkum berbagai respons WHO sejak awal pandemi COVID-19, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa dirinya “sangat khawatir bahwa Omicron menjadi lebih menular, merebak pada waktu yang sama dengan Delta, mengarah ke tsunami kasus.”
“Hal ini, dan akan terus, memberikan tekanan besar pada tenaga kesehatan yang kelelahan dan sistem kesehatan yang berada di ambang kolaps, serta kembali mengganggu kehidupan dan mata pencaharian,” ujarnya, seraya menuturkan bahwa tekanan itu bukan hanya karena pasien baru COVID-19 yang membutuhkan rawat inap tetapi juga sejumlah besar tenaga kesehatan yang turut jatuh sakit. Tedros kembali menyampaikan kekhawatirannya atas narasi baru-baru ini yang menyatakan bahwa Omicron hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan atau kurang parah.
“Tetapi kita mengabaikan sisi lainnya pada saat bersamaan, itu bisa berbahaya… kita tidak boleh mengabaikan berita buruk dengan hanya berfokus pada berita baik,” tambah kepala WHO itu.
“Kita tidak ingin masyarakat cepat puas, dengan mengatakan bahwa (varian) ini tidak parah, ini ringan. Kita harus sangat berhati-hati dalam narasi itu,” ujarnya.
Menurut Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan (Health Emergencies Program) WHO, meskipun Omicron terlihat lebih mudah menular, memiliki masa inkubasi yang lebih singkat, dan mengakibatkan penyakit ringan, hal itu didasarkan pada sebagian besar populasi anak muda yang telah terpapar varian tersebut.
Karena gelombang Omicron belum sepenuhnya terbentuk pada populasi yang lebih luas, Ryan mengatakan bahwa dirinya “sedikit gugup untuk membuat prediksi positif sampai kita melihat seberapa baik perlindungan vaksin akan bekerja pada populasi yang lebih tua dan lebih rentan.”
“Saya kira sangat penting selama beberapa pekan mendatang bahwa kita terus menekan penularan kedua varian itu hingga seminimal mungkin,” tambahnya.
(CA/AA)