Jakarta, jurnalredaksi– Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut perusahan luar angkasa asal Amerika Serikat SpaceX meminta tempat peluncuran pesawat berkecepatan tinggi di wilayah Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur.
Permintaan itu datang setelah Panitia Khusus (Pansus) IKN bertandang ke markas perusahaan milik miliarder Elon Musk itu di California. “Ketua Pansus (IKN) sudah datang ke SpaceX di Los Angeles, AS. Di sana mereka meminta Indonesia salah satu titiknya di IKN untuk tempat peluncuran pesawat terbang dengan kecepatan luar biasa,” ungkap Suharso dalam Rapat Kerja DPR RI dengan Pemerintah.
Selain IKN, Suharso juga menyebut SpaceX meminta Pulau Biak di Provinsi Papua menjadi landasan pesawat mereka. Alasan pemilihan tempat itu lantaran berada di garis khatulistiwa dan tepat untuk peluncuran. Dus, penerbangan dari Indonesia menuju AS hanya membutuhkan waktu kurang dari dua jam.
“Jadi dari Indonesia ke AS mungkin cuma satu jam setengah atau dua jam, tapi mudah-mudahan tidak mampir ke kutub utara, karena itu dianggap sangat mungkin dan dari situ muncul bandara yang membawanya ke Singapura dan wilayah Asia lainnya,” ucapnya
IKN Diimplementasikan dalam Metaverse
Lebih jauh, Suharso juga mengatakan rancangan IKN akan diimplementasikan ke dalam dunia metaverse. Metaverse, menurutnya, akan membantu pemerintah untuk memperkenalkan IKN baru secara lebih jelas.
“Kita kemarin sudah luar biasa heboh dengan hologram tapi sekarang sudah ada dan kami sedang mempersiapkan IKN bentuk metaverse,” klaimnya.
Terkait dengan desain IKN dalam metavers tersebut, ia mengklaim sudah ada tim khusus yang menggarapnya dan ditargetkan rampung dalam empat bulan ke depan. Harapannya, masyarakat bisa mengenal lebih dekat desain, konsep dan rancangan IKN.
“Mudah-mudahan dalam empat bulan kami di Bappenas bisa menunjukkan kira-kira IKN kalau jadi seperti ini. Jadi bukan lagi dalam bentuk maket dan hologram,” tutur Suharso.
Di samping itu, IKN pun akan dibuatkan masterplan agar pengembangannya kedepan lebih terarah. Hal ini mengingat pengalaman Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia seiring perkembangan ternyata semakin tidak terarah. “Jadi urban arsitektur itu penting. Kita ingin kota cantik, indah dan jelas judulnya bukan kota tanpa judul,” tandasnya.
(CA/AA)