Jakarta, jurnalredaksi– Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan diselenggarakan di Indonesia dan akan memberikan banyak manfaat. Selain sebagai diplomasi antara pemerintah dan delegasi dari anggota G20 lain, akan ada penambahan devisa negara hingga proses pemulihan ekonomi rakyat.
Beberapa bulan lagi kita akan menyimak suatu forum besar yakni KTT G20, yang akan diadakan di Bali. Penunjukan Indonesia sebagai presidensi G20 tahun 2022 sekaligus jadi tuan rumah adalah sebuah anugerah karena baru kali ini sebuah negara berkembang ditunjuk jadi presidensi. Kepercayaan ini akan dipegang oleh Indonesia dan pemerintah menyelenggarakan forum dengan sebaik-baiknya.
Masyarakat menyambut baik KTT G20 karena mereka sadar bahwa forum ini banyak manfaatnya. Indonesia akan menjadi sorotan dari dunia internasional sehingga makin populer. Kita tak hanya dikenal sebagai negara agraris tetapi juga tempat untuk penyelenggaraan forum berkelas, sehingga tidak akan dipandang rendah oleh sebagian dari mereka.
Wempi Saputra, Staf Ahli Menteri Keuangan, menyatakan bahwa KTT G20 memberi banyak manfaat. Pertama, mayoritas negara anggota G20 adalah negara maju, sehingga bisa menjadi awal yang bagus untuk memulai investasi. Dalam artian, mereka bisa membicarakan tentang penanaman modal di Indonesia, selain membahas tema utama forum: recover together, recover stronger.
Investasi amat bagus karena bisa menyelamatkan kita dari status bangkrut di masa pandemi. Penyebabnya karena jika ada banyak investor maka banyak pula proyek baru di Indonesia, sehingga mempercepat perputaran roda ekonomi. Selain itu juga akan mengurangi tingkat pengangguran di negeri ini.
Kedua, KTT G20 akan menambah devisa negara karena delegasi dari negara anggota G20 bisa memperpanjang masa kunjungan di Indonesia. Mumpung sekalian, maka setelah forum selesai, mereka bisa mengeksplor tempat-tempat wisata di Bali (karena acara diadakan di Pulau Dewata). Devisa negara akan makin banyak.
Devisa akan bertambah pula dalam jangka panjang karena delegasi dari negara anggota G20 secara tidak langsung mmempromosikan keindahan alam Indonesia di media sosialnya. Dengan begitu, rakyatnya akan melihat di gadget, tentang eksotisme Bali dan sekitarnya, sehingga mereka juga akan menyusul dan melancong ke negeri kita. Tingkat kunjungan turis akan makin banyak sehingga devisa bertambah.
Sedangkan yang ketiga, KTT G20 memberi manfaat yakni memperbesar konsumsi domestik. Sebenarnya hal ini tidak usah dipandang negatif karena tidak semua konsumsi adalah sebuah pemborosan. Melainkan sebagai tuan rumah yang baik, Indonesia patut menyambut para tamu dari delegasi G20 dengan sebaik-baiknya, dan wajar sehingga tingkat konsumsi bertambah.
Justru ketika tingkat konsumsi bertambah maka akan ada banyak pihak yang kecipratan. Misalnya pengusaha katering, mereka memasok makanan dan minuman ke acara KTT G20, dan pesanannya selalu dalam jumlah besar (karena delegasinya banyak). Mereka akan untung karena banyak pesanan.
Selain itu, UMKM juga diuntungkan karena mereka sengaja digandeng pemerintah untuk mendukung kesuksesan KTT G20. UMKM bisa memasok suvenir dan peralatan lain yang dibutuhkan dalam forum. Mereka jadi kebanjiran pesanan dan bisa melanjutkan usahanya, dan batal gulung tikar gara-gara pandemi.
UMKM memang sengaja digandeng pemerintah karena merekalah tulang punggung perekonomian negara, karena 90% pengusaha di Indonesia adalah yang berlevel kecil dan menengah. Sehingga wajar jika sering mendapat bantuan dan kerja sama seperti ini.
Penyelenggaraan forum G20 di Bali pada akhir tahun ini akan membawa banyak sekali dampak positif bagi rakyat Indonesia. Pertama, devisa negara akan bertambah dan sektor pariwisata makin semarak. Kedua, nama Indonesia bisa ‘dijual’ dan menambah pundi-pundi investasi. Sedangkan yang ketiga, UMKM akan dapat untung karena didapuk sebagai partner oleh pemerintah.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
(DS/AA)