Jakarta, jurnalredaksi– Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menilai keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyiagakan pasukan nuklir sebagai pengalihan dari apa yang sebenarnya terjadi di Ukraina. Johnson merujuk pada perlawanan sengit yang diberikan Ukraina terhadap invasi militer Rusia sejak pekan lalu.
“Ini adalah orang-orang tidak bersalah yang menghadapi tindakan agresi yang sama sekali tidak beralasan terhadap mereka, dan apa yang sebenarnya terjadi adalah mereka melawan, mungkin dengan efek lebih besar, dengan lebih banyak perlawanan, daripada yang diperkirakan Kremlin,” sebut Johnson dalam pernyataannya.
Saat ditanya soal keputusan Putin menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam kondisi siaga tinggi, Johnson menjawab: “Itu pengalihan dari kenyataan apa yang sedang terjadi di Ukraina.” ohnson menyebut invasi Rusia terhadap Ukraina sebagai ‘bencana berkelanjutan’ dan meyakini bahwa Rusia tidak akan berhasil. “Saya sama sekali tidak memiliki keraguan dalam pikiran saya bahwa, pada akhirnya… Saya pikir Putin akan gagal,” cetus Johnson.
“Dia tidak akan berhasil dalam menghancurkan Ukraina dan kami di Inggris akan melakukan segala kemampuan kami untuk memastikan hasil tersebut,” imbuhnya.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, menyebut ancaman nuklir Putin menunjukkan invasi ke Ukraina tidak berjalan sesuai rencana. “Dalam megalomanianya (Putin-red), invasi cepat ke Ukraina telah dihentikan oleh tindakan berani dan tekad Ukraina,” sebut Lambrecht. Namun Lambrecht juga memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak meremehkan ancaman Putin. “Kita disarankan untuk menganggap Putin dan pernyataannya dengan sangat serius dan tidak meremehkannya,” ucapnya, sembari menyerukan negara-negara Barat untuk tetap ‘sangat waspada’.
(CA/AA)