Jakarta, jurnalredaksi– Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 membawa banyak keuntungan bagi Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Akan ada transformasi ekonomi yang bisa menyembuhkan dampak pandemi. Selain itu, akan ada berbagai kerja sama yang saling menguntungkan, sehingga terjalin hubungan yang baik antar anggota G20.
Indonesia mendapat kehormatan besar ketika ditunjuk menjadi presidensi G20 dan otomatis menjadi tuan rumah. Gelaran KTT G20 akan diadakan di Nusa Dua, Bali. Walau diselenggarakan di masa pandemi, tetapi event ini akan tetap digelar. Justru dengan adanya acara ini akan mengatasi berbagai dampak pandemi bersama-sama, sesuai dengan temanya: recover together, recover stronger.
KTT G20 akan menjadi katalis transformasi ekonomi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Penyebabnya karena ada banyak delegasi negara lain yang datang dan melihat langsung situasi Indonesia yang kondusif, ditambah lagi dengan UU Omnibus Law dengan klaster investasi, sehingga akan ada banyak kerja sama penanaman modal. Dengan begitu maka kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan yang sama.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, menyatakan dukungannya untuk program-program Indonesia yang akan dipaparkan di ajang KTT G20. Di antaranya perkenalan energi baru terbarukan, transformasi ekonomi digital, dll. Australia siap mensupport karena hubungan persahabatan kedua negara begitu erat.
KTT G20 menjadi katalis transformasi ekonomi karena memperkenalkan sumber energi baru terbarukan, yakni tenaga surya, bayu (angin), biofuel, listrik, dll. Dengan begitu, tidak akan bergantung pada batu bara yang terbuat dari fosil, karena stoknya juga terbatas. Selain lebih ramah lingkungan, energi baru terbarukan juga lebih bernilai ekonomi, apalagi untuk mendapatkannya tidak perlu menggali seperti saat mencari batu bara.
Energi baru terbarukan bisa menjadi sumber perekonomian yang baru, karena sangat potensial. Jika di negara peserta G20 tidak ada tempat atau sumber daya alamnya, maka bisa dilakukan di Indonesia dengan sistem kerja sama alias investasi. Dengan begitu maka sama-sama untung dan sekaligus ramah lingkungan.
Transformasi ekonomi juga terjadi di KTT G20 karena semua diatur dengan cashless, sehingga aman dari penularan virus dan bakteri melalui uang kertas. Inilah perekonomian di era digital, di mana untuk membayar cukup dengan dompet elektronik dan bermodal gadget. Keuntungannya maka sang penjual tidak usah mencari uang kembalian, sedangkan sang pembeli tinggal pencet HP atau scan kode QRIS.
Negara peserta G20 bisa meniru penerapan transfer uang digital ini karena bisa jadi di negara mereka belum 100% cashless. Modalnya adalah akses internet (kalau bisa sudah 5G) dan penyuluhan, karena programnya relatif baru.
Tak bisa dipungkiri, semua negara wajib melakukan transformasi ekonomi jika ingin maju, karena ada banyak keuntungan. Di antaranya mempercepat roda perekonomian, karena pesanan bisa diantar setelah mendapatkannya via online shop dan pembayarannya pakai dompet digital atau transfer M-Banking. Selain itu akan mengurangi resiko mendapatkan uang palsu.
Dengan menjadi tuan rumah KTT G20 maka Indonesia menjadi pionir, baik dalam hal mengatasi dampak pandemi di bidang kesehatan maupun ekonomi. Transformasi ekonomi wajib dilakukan oleh semua negara jika ingin maju, karena sekarang sudah era teknologi informasi. Nanti semua negara anggota G20 akan merasakan dampak positifnya.
KTT G20 adalah ajang internasional dan ketika Indonesia menjadi tuan rumah, akan ada banyak keuntungan. Di antaranya peluang yang besar untuk investasi dari negara anggota G20. Selain itu, KTT G20 akan menjadi katalis transformasi ekonomi, khususnya perekonomian digital. Semua akan serba online dan lebih cepat serta akurat.
)* Penulis adalah mahasiswa universitas Pakuan Bogor (DA/AA)