Jakarta, jurnalredaksi– Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, Polri, dan instansi keamanan lainnya berusaha maksimal untuk mencegah aksi teror selama Ramadhan. Masyarakat mendukung berbagai upaya tersebut, agar kenyamanan beribadah tidak terusik oleh aksi brutal kelompok radikal.
Menjelang bulan suci Ramadhan, Pemerintah terus lakukan pengamanan demi menciptakan Ramadhan damai dengan berbagai macam upaya pencegahan aksi teror. Dengan hadirnya bulan suci tersebut, tentu semua pihak akan berharap tidak ada lagi berbagai macam upaya teror yang mampu menebar ketakutan masyarakat luas sehingga mereka enggan untuk melakukan aktivitasnya.
Karena tidak hanya mencoreng kesucian bulan Ramadhan, namun tentu dengan adanya tindakan terorisme juga akan menggerogoti negara serta menghancurkan perdamaian yang selama ini sudah tercipta. Maka dari itu upaya untuk pemberantasan tindak terorisme terus dilakukan. Dinyatakan oleh Irjen Pol Istiono selaku Kapolda Bangka Belitung bahwa jajarannya akan terus meningkatkan kewaspadaan untuk bisa melawan aksi terorisme jelang Ramadhan.
Tidak hanya dari pihak Polri saja, namun operasi gabungan bersama dengan pihak TNI dan BIN juga akan sangatlah membantu. Patroli gabungan harus sering dilakukan guna benar-benar mampu mencegah adanya tindakan terorisme dalam bentuk apapun. Beberapa hal bisa bisa diupayakan adalah dengan mencegah terjadinya kerumunan yang terlalu masif, karena selain masih dalam kondisi pandemi Covid-19, tentu kerumunan merupakan sasaran paling empuk sasaran aksi teror. Kemudian hal lain yang harus dilakukan adalah dengan terus menyusuri dan meningkatkan kewaspadaan di tempat-tempat tertentu yang salama ini dianggap sangat rawan dengan adanya tindak terorisme.
Upaya tersebut dilakukannya dengan melakukan berbagai bentuk pengamanan mulai dari rumah ibadah, pusat perbelanjaan hingga tempat-tempat wisata yang terus ditingkatkan pengawasan serta pengamanannya. Lebih lanjut, dirinya menyatakan bahwa seluruh masyarakat jangan sampai terlena dan menganggap kalai serangan kelompok teroris seolah memanglah tidak ada, seluruh pihak harus terus tetap waspada.
Bisa dikatakan pula sebenarnya Ramadhan tahun 2021 lalu termasuk relatif aman, namun bukan berarti kita bisa langsung akan menganggap kalau tahun ini juga begitu dengan sama sekali tidak bermawas diri dan waspada. Para aparat juga terus melakukan penjagaan supaya ancaman pengeboman atau serangan apapun yang menimbulkan ketakutan massal bisa dihindari, termasuk salah satunya adalah tindakan sweeping sembarangan yang mungkin saja dilakukan oleh ormas tertentu.
Pemerintah akan menjamin bahwa kelancaran peribadatan Umat Muslim selama Ramadhan benar-benar terlaksana. Maka dari itu kondusivitas dan stabilitas keamanan harus terus dijaga dengan ketat. Salah satu langkah nyata sebagai bentuk pencegahan adanya tindakan terorisme telah dilakukan oleh Densus 88 Antiteror yang berhasil meringkus 6 anggota teroris yang diduga terlibat dalam organisasi ISIS pada tanggal 21 Maret 2022 lalu.
Perlu disampaikan pula bahwa jaringan pergerakan terorisme saat ini tidak hanya sekedar secara terang-terangan saja, melainkan mereka juga banyak masuk dan memberikan berbagai macam propaganda melalui media sosial. Jadi tidak hanya sekedar di dunia nyata, namun pergerakan mereka cukup masif dilakukan di dunia maya yang banyak sekali diakses oleh masyarakat dengan mudah. Maka dari itu masyarakat sendiri harus terus meningkatkan kewaspadaan mereka, terutama ketika mencerna sebuah informasi yang bisa saja adalah hoaks.
Keberlangsungan keamanan negara bahkan bukanlah tanggung jawab pemerintah dan jajaran aparat saja, melainkan itu adalah tanggung jawab kita bersama. Kewaspadaan dan rasa nasionalisme harus terus digaungkan melalui berbagai macam jalan, termasuk adalah melalui media sosial dan teknologi informasi lainnya. Karena strategi lama dalam upaya pencegahan terorisme mungkin bisa saja akan ketinggalan jaman apabila kita tidak mengikuti kemajuan di era digital seperti sekarang ini.
Peran dari kewaspadaan masyarakat sendiri juga bisa sangat membantu upaya pemerintah ini. Karena masyarakat bisa langsung melaporkan apabila menemui unggahan-unggahan tertentu yang berkonotasi ajakan terorisme ataupun ajaran-ajaran yang menyimpang dan mengarah pada radikalisme. Berbagai macam hal yang mencurigakan tersebut ketika langsung dilaporkan oleh masyarakat, maka akan jauh lebih cepat tertangani bahkan mungkin sebelum mereka melancarkan aksinya.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers
(AR/AA)